Total Pageviews

Saturday, January 7, 2017

Specific Gravity (SG)



"PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY MINYAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PIKNOMETER"

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari air suling, solar, bensin, pertamax dan pertalite dengan menggunakan piknometer.

II. DASAR TEORI
2.1 Penentuan bobot jenis dengan piknometer
Penentuan bobot jenis suatu zat cair (air suling, bensin, pertalite, pertamax dan solar) dengan metode piknometer kosong dan berisi zat cair yang diuji. Selisih dari penimbangan adalah massa zat cair tersebut pada pengukuran suhu kamar (25°C) dan dalam volume konstan, tertera pada piknometer. Maka bobot jenis zat cair tersebut adalah massanya sendiri dibagi dengan volume piknometer, dengan satuan g/ml.
2.2 Penentuan rapat jenis dengan piknometer
Penentuan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin, pertalite, pertamax dan solar) dengan metode piknometer, dimana rapat jenis zat cair tersebut adalah bobot jenisnya sendiri yang diperoleh dari pengukuran sebelumnya dengan piknometer, dibagi dengan bobot jenis air suling pada suhu 25°C, tanpa menggunakan satuan.
2.3 Bobot jenis dan rapat jenis
Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara massa (g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml. Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis sampel dengan bobot jenis air suling, jadi rapat jenis tidak memilki satuan.
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25°C). Rapat jenis (specific gravity) adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25°/25°, 25°/4°, 4°/4°). Angka pertama menunjukkan temperatur udara dimana zat ditimbang, angka dibawah garis miring menunjukkan temperatur air yang dipakai. Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan metode piknometer, neraca hidrostatik, neraca Mohr-Westphal dan areometer. (Mustafa dan Sahraeni, 2015)

III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
3.1.1 Botol semprot 1 buah
3.1.2 Bulp                    1 buah
3.1.3 Gelas ukur 500 ml 1 buah
3.1.4 Gelas ukur 100 ml 2 buah
3.1.5 Gelas ukur 50 ml    3 buah
3.1.6 Piknometer 10 ml 1 buah
3.1.7 Pipet volume 10 ml 1 buah
3.1.8 Oven                     1 buah
3.1.9 Termometer       1 buah
3.1.10 Neraca Digital 1 buah

3.2 Bahan
3.2.1 Air suling
3.2.2 Bensin
3.2.3 Pertamax
3.2.4 Pertalite
3.2.5 Solar
3.2.6 Alkohol

IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Disiapkan alat dan bahan
4.2 Dibersihkan piknometer dengan air suling, kemudian dibilas dengan alkohol.
4.3 Dikeringkan piknometer dalam oven pada suhu 100°C selama 30 menit, lalu didinginkan pada suhu kamar.
4.4 Dikeluarkan piknometer kemudian ditimbang bobotnya pada neraca digital, hasilnya dicatat secara triplo.
4.5 Dimasukkan dalam gelas ukur berisi es/air dingin, piknometer kosong tadi sampai  mencapai 25°C dan ditimbang serta dicatat secara triplo.
4.6 Dikeluarkan air yang ada didalam piknometer lalu dibilas dengan alkohol lalu dikeringkan.
4.7 Diisikan piknometer kosong dengan sampel air suling sebagai pembanding. Lalu diisi sampel lain yaitu bensin, pertamax, pertalite dan solar dengan volume sesuai piknometer secara triplo dengan prosedur yang sama.
4.8 Dihitung bobot jenis masing-masing sampel termasuk air suling, dengan cara menghitung selisih dari penimbangan piknometer berisi sampel dengan piknometer kosong dibandingkan volume sampel.

V. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

5.1 Pengukuran bobot piknometer
No
Pengulangan ke
Berat (gr)
1
1
15,0826
2
2
15,0825
3
3
15,0828

Rata-rata
15,0826

5.2 Pengukuran bobot sampel
No
Nama Sampel
Pengamatan (gr)
Rata-rata (gr)
1
2
3
1
Bensin
22,4304
22,4296
22,4290
22,4297
2
Pertalite
22,5279
22,5266
22,5258
22,5268
3
Pertamax
22,5843
22,5835
22,5839
22,5839
4
Solar
23,4214
23,4214
23,4214
23,4214
5
Air
25,0518
25,0503
25,0498
25,0506

5.3 Nilai bobot jenis dan rapat jenis
No
Nama Sampel
ρ(gr/ml)
Rapat jenis
1
Bensin
0,73471
0,7371
2
Pertalite
0,74442
0,7468
3
Pertamax
0,75013
0,7525
4
Solar
0,83388
0,8338
5
Air
0,99680
1

5.4 Perhitungan
5.4.1 Bobot piknometer kosong
Bp = (15,0826 + 15,0825 + 15,0828) gr / 3
      = 45,2479 gr / 3 = 15,0826 gr

5.4.2 Bobot jenis
1. Bobot jenis air
Bobot air = bobot air pada piknometer - piknometer kosong
                   = 25,0506 gram - 15,0826 gram
                   = 9,968 gram
Bobot jenis air = bobot air / volume
                              = 9,968 gram / 10 ml
                              = 0,9968  gram/ml

2. Bobot jenis solar
Bobot solar = bobot solar pada piknometer - piknometer kosong
                        = 23,4214 gram - 15,0826 gram
                        = 8,3388 gram
Bobot jenis solar = bobot solar / volume
                                   = 8,3388 gram / 10 ml
                                   = 0,83388 gram/ml

3. Bobot jenis pertamax
Bobot solar = bobot solar pada piknometer - piknometer kosong
                        = 25,5839 gram - 15,0826 gram
                        = 7,5013 gram
Bobot jenis solar = bobot solar / volume
                                   = 7,5013 gram / 10 ml
                                   = 0,75013 gram/ml

4. Bobot jenis bensin
Bobot bensin = bobot bensin pada piknometer - piknometer kosong
                        = 22,4297 gram - 15,0826 gram
                        = 7,3471 gram
Bobot jenis bensin = bobot bensin / volume
                                   = 7,3471 gram / 10 ml
                                   = 0,73471 gram/ml

5. Bobot jenis pertalite
Bobot pertalite = bobot pertalite pada piknometer - piknometer kosong
                        = 22,5268 gram - 15,0826 gram
                        = 7,4442 gram
Bobot jenis pertalite = bobot pertalite / volume
                                   = 7,4442 gram / 10 ml
                                   = 0,74442 gram/ml

5.4.3 Rapat jenis
1. Air = ρ air / ρ air suling
         = (0,9968 / 0,9968) gr/ml
         = 1
2. Solar = ρ solar / ρ air
              = (0,8338 / 0,9968) gr/ml
              = 0,836
3. Pertamax = ρ pertamax / ρ air
                     = (0,75013 / 0,9968) gr/ml
                     = 0,7525
4. Bensin = ρ bensin / ρ air
                 = (0,73471 / 0,9968) gr/ml
                 = 0,7371
5. Pertalite = ρ pertalite / ρ air
                  = (0,74442 / 0,9968) gr/ml
                  = 0,7468

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan specific gravity minyak bumi menggunakan alat piknometer. Fungsi pengukuran specific gravity adalah untuk membandingkan rapat jenis dari sampel yang diuji dengan rapat jenis dari air suling pada volume yang sama. Jika rapat jenis sampel lebih kecil dari rapat jenis air, maka kualitas dari minyak bumi tersebut semakin bagus karena merupakan minyak ringan yang lebih banyak mengandung bensin.
Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10 ml - 50 ml. Untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan air suling kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari pembersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehingga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer dan nilai bobot jenis sampel.

Piknometer kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 100°C selama 30 menit untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Lalu didinginkan pada suhu kamar. Piknometer ditimbang bobotnya pada neraca digital secara triplo. Piknometer kosong tersebut lalu dimasukkan dalam gelas ukur berisi es/air dingin hingga suhunya mencapai 25°C. Sebab pada suhu 25°C (suhu kamar) adalah suhu dimana biasanya senyawa stabil. Setelah ditimbang serta dicatat secara triplo, dikeluarkan air yang ada didalam piknometer lalu dibilas dengan alkohol dan dikeringkan.
Piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dari air suling sebagai pembanding nantinya dengan sampel lain (bensin, pertalite, pertamax dan solar) dengan volume sesuai piknometer secara triplo dengan prosedur yang sama. Bobot jenis masing-masing sampel termasuk air suling kemudian dihitung dengan cara menghitung selisih dari penimbangan piknometer berisi sampel dengan piknometer kosong. Nilai rapat jenis didapat dari perbandingan antara bobot jenis sampel dengan bobot jenis air suling.

Setelah melakukan percobaan ini, didapati bahwa bobot jenis untuk air suling adalah 0,9968 gr/ml, bobot jenis untuk bensin adalah 0,73471 gr/ml, bobot jenis untuk pertamax adalah 0,75013 gr/ml, bobot jenis untuk pertalite adalah 0,74442 gr/ml dan bobot jenis untuk solar adalah 0,83388 gr/ml. Secara literatur, bobot jenis untuk air suling adalah 0,997 gr/ml, bobot jenis untuk bensin adalah 0,710 - 0,770 gr/ml, bobot jenis untuk pertamax adalah 0,715 - 0,770 gr/ml, bobot jenis untuk pertalite adalah 0,715 - 0,770 gr/ml dan bobot jenis untuk solar adalah 0,820 - 0,850 gr/ml. Nilai bobot jenis dari masing-masing sampel yang diuji mendekati standar bobot jenisnya. Untuk penentuan rapat jenis diperoleh hasilnya yaitu untuk air suling adalah 1, untuk bensin adalah 0,7371, untuk pertamax adalah 0,7525, untuk pertalite adalah 0,7427 dan untuk solar adalah 0,8338. Dari hasil diatas, bensin mempunyai kualitas yang paling bagus dibandingkan sampel minyak bumi yang lain.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bobot jenis dan rapat jenis dari sampel air suling, bensin, pertamax, pertalite dan solar adalah sebagai berikut:
No
Nama Sampel
Standar BJ (gr/ml)
Bobot jenis (gr/ml)
Rapat jenis
1
Air suling
0,997
0,9968
1
2
Bensin
0,710 - 0,770
0,73471
0,7371
3
Pertamax
0,715 - 0,770
0,75013
0,7525
4
Pertalite
0,715 - 0,770
0,74442
0,7426
5
Solar
0,820 - 0,850
0,83388
0,8338

VIII. DAFTAR PUSTAKA
Ansel H.C, 1989, "Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi" Terjemahan Faridah Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta, hal 625.

Juniarti.N, 2009, "Laporan Praktikum Penetapan Bobot Jenis dan Rapat Jenis", Makassar : Universitas Hasanuddin.

Mustafa dan Sahraeni.S, 2015, "Modul Ajar Praktikum Analisis Minyak Bumi", Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda.

No comments: