Total Pageviews

Wednesday, January 18, 2017

Sedimentasi



SEDIMENTASI
I.                    TUJUAN PERCOBAAN
1.1  Mengenal alat sedimentasi sederhana dalam proses pengendapan melalui percobaan sistem batch dalam suatu bak berbentuk silinder.
1.2  Menjelaskan hubungan antara konsentrasi padatan dengan laju sedimentasi.
1.3  Membandingkan serta menghitung laju sedimentasi dengan menggunakan variasi kapur tanpa adanya penambahan flokulan dan adanya penambahan flokulan,

II.                  DASAR TEORI
2.1  Pengertian Sedimentasi
Sedimentasi dan flokulasi adalah suatu proses penjernihan air, dimana air yang diolah berada pada suatu tangki / bak pada periode waktu. Proses sedimentasi adalah proses penghilangan sebagian besar padatan yang terkandung dalam air dengan pengendapan secara gravitasi dalam waktu tertentu. Dengan cara penampang melintang pada unit sedimentasi, kecepatan aliran dirancang sangat rendah menimbulkan kondisi tanpa gerak.
Oleh karena pengaruh gaya gravitasi, partikel dengan densitas lebih besar dari densitas cairan di sekelilingnya akan bergerak ke bawah (mengendap). Sedangkan partikel dengan densitas lebih kecil akan bergerak ke atas (flotasi). Dengan pengertian ini, air baku akan tertahan baik pada lapisan busa di permukaan atau pada lapisan endapan pada dasar tangki / bak. Pada akhirnya, air yang meninggalkan tangki / bak ini berada dalam kondisi jernih.
Berbagai tipe sedimentasi diantaranya antara lain sebagai berikut:
a.      Sedimentasi Tipe I
Merupakan pengendapan partikel diskret, yaitu partikel yang mengendap bebas secara individual tanpa adanya interaksi antar partikel.
b.      Sedimentasi Tipe II
Adalah pengendapan partikel flokulan dalam suspensi encer, dimana selama pengendapan terjadi saling interaksi antar partikel. Selama dalam operasi pengendapan, ukuran partikel flokulan bertambah besar sehingga kecepatannya juga meningkat.
c.       Sedimentasi Tipe III
Adalah pengendapan partikel dengan konsentrasi yang lebih pekat, dimana antar partikel secara bersama-sama saling menahan pengendapan partikel lain disekitarnya. Karena itu, pengendapan terjadi secara bersama-sama sebagai sebuah zona dengan kecepatan yang konstan.
d.      Sedimentasi Tipe IV
Merupakan kelanjutan dari sedimentasi tipe III, dimana terjadi pemampatan (kompresi) massa partikel hingga diperoleh konsentrasi lumpur yang tinggi.

2.2  Flokulasi dan Koagulasi
Flokulasi adalah proses pembentukan flok (penggabungan partikel-partikel halus membentuk partikel yang lebih besar) atau proses penggumpalan bahan terlarut, kolois dan yang tidak dapat mengendap dalam air. Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia (koagulan) kedalam air yang akan diolah. Uji koagulasi dan flokulasi dilaksanakan untuk menentukan dosis bahan-bahan kimia dan persyaratan yang digunakan untuk memperoleh hasil yang optimum.
Pengaruh Flokulasi Pada Sedimentasi
Efek flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga mudah diendapkan. Penggabungan antara partikel-partikel dapat terjadi apabila ada kontak antara partikel tersebut. Kontak partikel dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1.      Kontak yang disebabkan oleh gerak Brown (gerak acak partikel koloid dalam medium pendispersi).
2.      Kontak yang disebabkan atau dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri akibat adanya pengadukan.
3.      Kontak yang dihasilkan oleh partikel yang mengendap yaitu dengan adanya tumbukan antara partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih besar dengan partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih kecil.

2.3  Bahan-bahan Kimia yang Digunakan
2.3.1        Tawas
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan. Karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin turbidity air baku, maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan.
2.3.2        Kapur
Pengaruh penambahan kapur akan menaikkan pH dan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan cukup banyak, sehingga pH = 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu.

2.4  Konsentrasi Suspensi
Semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin rendah laju turunnya garis padatan akibat besarnya kecepatan cairan yang dipindahkan dan semakin besarnya gradien kecepatan dalam fluida. Konsolidasi (pemampatan) akhir sedimen adalah bagian proses yang lebih lambat karena cairan yang dipindahkan harus mengalir melalui celah-celah sempit antar partikel.

III.                ALAT DAN BAHAN
3.1  Alat
3.1.1        Seperangkat alat sedimentasi batch 1 buah
3.1.2        Neraca digital 1 buah
3.1.3        Gelas kimia 50 ml 4 buah
3.1.4        Gelas kimia 250 ml 4 buah
3.1.5        Gelas kimia 500 ml 2 buah
3.1.6        Spatula 1 buah
3.2  Bahan
3.2.1        Kapur (CaCO3)
3.2.2        Air (H2O)
3.2.3        Aluminium Sulfat (AL2(SO4)3)

IV.                PROSEDUR KERJA
4.1  Percobaan tanpa menggunakan flokulan dengan pengadukan manual
4.1.1        Diayak kapur yang akan digunakan dan ditimbang kapur sebanyak 12,5 gr, 37,5 gr, 50 gr dan 62,5 gr. Kemudian dipindahkan kedalam tabung pengendap.
4.1.2        Ditambahkan air hingga mencapai ketinggian 30 cm.
4.1.3        Dikocok campuran dengan cara memutar tabung 90° sebanyak 10 kali kemudian didiamkan.
4.1.4        Diamati dan dicatat ketinggian suspensi selama 1 menit hingga konstan.
4.2  Percobaan menggunakan flokulan dengan pengadukan manual
4.2.1        Ditambahkan air hingga mencapai ketinggian 30 cm.
4.2.2        Dimasukkan 1 gram flokulan (aluminium sulfat) kedalam tabung pengendap yang telah berisi campuran air-kapur.
4.2.3        Dikocok campuran dengan cara memutar tabung 90° sebanyak 10 kali kemudian didiamkan.
4.2.4        Diamati dan dicatat ketinggian suspensi setiap 1 menit hingga konstan.

V.                  DATA PENGAMATAN
5.1  Data hasil percobaan secara manual tanpa penambahan flokulan
Waktu (menit)
Ketinggian zona sedimen (D) cm
12,5 gr CaCO3
37,5 gr CaCO3
50 gr CaCO3
62,5 gr CaCO3
0
1
3
3,5
4
1
1,5
4
3,5
4,2
2
1,5
6
4
4,5
3
1,2
6
8,6
9
4
1,2
6,1
8,5
9,5
5
1,2
5,5
8,2
10
6
0,8
4,5
7
8,5
7
0,7
4,3
6,8
8
8
0,6
4
6,5
7,8
9
0,6
3,9
6,4
7,5
10
0,6
3,8
6,2
7
11
0,5
3,6
5,9
6,9
12
0,5
3,5
5,5
6,7
13
0,5
3,3
5,5
6,7
14
0,5
3
5,5
6,7
15
0,5
3
5,5
6,5

5.2  Data hasil percobaan secara manual dengan penambahan 1 gram flokulan
Waktu (menit)
Ketinggian zona sedimen (D) cm
12,5 gr CaCO3
37,5 gr CaCO3
50 gr CaCO3
62,5 gr CaCO3
0
0,2
3,2
3,4
3,7
1
1
6
10
15
2
1
5,8
8,5
12,5
3
0,6
5,4
8
11,2
4
0,6
4,8
7
10
5
0,5
4,4
7
10
6
0,5
4
7
10
7
0,5
3,9
6,5
9,5
8
0,5
3,7
6,5
9
9
0,5
3,5
6,5
9

5.3  Perhitungan
5.3.1        Mencari volume
V = ¼ x π x D2 x tinggi tabung
   = ¼ x 3,14 x 62 x 30 = 847,8 cm3 = 0,8478 L
5.3.2        Mencari konsentrasi (CaCO3) tanpa menggunakan flokulan
a.      12,5 gram
CaCO3 = n / V
          n = gram / Mr
            = 12,5 gram / 100 gr/mol = 0,125 mol
[CaCO3] = 0,125 mol / 0,8478 L = 0,1474 M

b.      37,5 gram
CaCO3 = n / V
          n = gram / Mr
            = 37,5 gram / 100 gr/mol = 0,375 mol
[CaCO3] = 0,375 mol / 0,8478 L = 0,442 M
c.       50 gram
CaCO3 = n / V
          n = gram / Mr
            = 50 gram / 100 gr/mol = 0,5 mol
[CaCO3] = 0,5 mol / 100 L = 0,005 M
d.      62,5 gram
CaCO3 = n / V
          n = gram / Mr
            = 62,5 gram / 100 gr/mol = 0,625 mol
[CaCO3] = 0,625 mol / 100 L = 0,00625 M

VI.                PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan “Sedimentasi” dengan sistem batch. Alat yang digunakan yaitu selang berukuran panjang 50 cm dan berdiameter 6 cm. Pertama-tama mengayak kapur lalu menimbang masing-masing 12,5 gr, 37,5 gr, 50 gr dan 62,5 gr. Setelah ditambahkan air hingga 30 cm, tabung ditutup lalu dikocok dengan cara memutar tabung 90° sebanyak 10 kali lalu didiamkan. Kemudian diamati dan dicatat ketinggian suspensi setiap setiap 1 menit hingga konstan.
Pada saat kapur diberi air dan dikocok, ketinggian zona sedimen berubah-ubah. 12,5 gr CaCO3 mengalami penurunan ketinggian, 37,5 gr CaCO3 tidak mengalami perubahan ketinggian, sedangkan 50 gr dan 62,5 gr CaCO3 mengalami kenaikan ketinggian dari tinggi semula. Langkah selanjutnya ialah menambahkan koagulan yaitu 1 gram tawas kepada tabung tersebut lalu dikocok dan didiamkan. Setelah ditambahkan tawas, semua tabung mengalami kenaikan ketinggian dari tinggi semula lalu perlahan-lahan semakin menurun. Ini menunjukkan bahwa lebih banyak suspensi yang terendapkan dibanding tidak menggunakan tawas.
Proses sedimentasi dilakukan untuk memisahkan partikel zat padat dari fluida yang terkandung didalamnya. Dan dalam jangka waktu tertentu akan terbentuk beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah lapisan jernih, selanjutnya lapisan yang terdiri dari beberapa ukuran partikel dan yang paling bawah adalah lapisan partikel kasar. Namun, lapisan paling atas tidaklah jernih tetapi masih ada partikel halus yang melayang-layang didalamnya. Dan untuk mengendapkannya, membutuhkan waktu yang lama.
Untuk menghitung kecepatan sedimentasi, ada dua cara yang dapat digunakan. Pertama dengan menentukan nilai slope (gradien) dari grafik tinggi endapan versus waktu nilai slope, menyatakan besarnya kecepatan pengendapan. Cara lain yaitu dimana dapat diketahui berapa besar kecepatan pengendapan dari setiap rentang waktu. Nilai konstanta sedimentasi untuk setiap variasi dapat ditentukan dari grafik.
Berdasarkan grafik hubungan antara tinggi endapan dengan waktu terlihat jelas bahwa semakin besar konsentrasi CaCO3, kecepatan pengendapan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena flok yang terbentuk lebih banyak sehingga pada proses pengendapan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ketinggian yang konstan. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari pengendapan dengan tambahan flokulan berupa tawas, mengalami waktu yang lebih singkat dibanding pengendapan tanpa tambahan flokulan.


VII.              KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:
7.1  Laju sedimentasi sangat dipengaruhi oleh penambahan flokulan dan tidak adanya penambahan flokulan dalam proses pengendapan sistem batch dalam tabung berbentuk silinder.
7.2  Konsentrasi padatan cenderung berpengaruh terhadap kecepatan pengendapan. Semakin kecil konsentrasinya, semakin cepat waktu yang dibutuhkan dalam proses pengendapan.

VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Thahir, R dan Arifin. 2014. Praktikum Analisis Limbah. Samarinda : POLNES PDD AK PASER

No comments: