Total Pageviews

Monday, December 8, 2014

Penentuan Kadar Formalin Dalam Sampel Air



Penentuan Kadar Formalin Dalam Sampel Air
BAB I
Tujuan
-          Dapat menentukan kadar formaldehida dalam sampel air
BAB II
Dasar Teori
Pengertian formalin
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40 %.
Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi (http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalin-boraks/)
Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.
(http://wahyu-ramadhan.blogspot.com/2008/11/identifikasi-formalin-pada-produk_04.html).
1.2 Kegunaan formalin
Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas, digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk makanan.
 Bahaya formalin
Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam.
Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan
a. Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
c. Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
d. Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
BAB III
Alat dan Bahan
 Alat:
a.       Erlenmeyer 250 ml 2 buah
b.      Labu ukur 100 ml
c.       Buret
d.      Pipet volume 25 ml
e.      Pipet ukur 5 ml
f.        Gelas Kimia 100 ml 2 buah
g.       Bulp
h.      Statif dan Klem
Bahan:
a.       Larutan Formalin
b.      Aquades
c.       Larutan Iod
d.      Larutan NaOH 0,1 N
e.      Larutan HCl 4N
f.        Larutan Natrium Thiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
g.       Larutan Kanji (PP)
BAB IV
Prosedur Kerja
1.       Ditimbang 1 gr iodin padat di gelas kimia, larutkan dengan 100 ml aquades,
2.       Dipipet 5 ml larutan formalin ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian bilas kembali dengan aquades dan diencerkan hingga tanda batas,
3.       Dipipet 10 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml ditambahkan larutan iodin 0,1 N dan 1,5 ml larutan NaOH 0,1 N,
4.       Didiamkan selama 15 menit lalu ditambahkan 3ml larutan HCl 4 N,
5.       Diberikan 3 tetes larutan kanji (PP),
6.       Dititrasi kelebihan larutan iodin dengan larutan natrium thiosulfat 0,1 N, dilakukan percobaan secara duplo.  
BAB V
Perhitungan
g = N/2 X BM X Volume(liter)
1.       gram N = 0,1 N/2  X 248,2 X 0,1
= 1, 241 gram

2.       gr I2       = 0,1 N/2 X 252 X 100 ml
= 1260 gram

3.       M            = gr/Mr x 100/V
=1260/252 X 100/50
=100 M

4.       nTio       = N/2
= 0,406/2
=0,203 ml

5.       nI2          =1/2 x n Tio
= ½ x 0,203
=0,1015 mmol

6.       m I2       = n I2/V I2
= 0,1015/5ml
=0,0203 M
7.       n Tio (analit)       = n Tio x V Tio /2
                = 0,203 ml x 500 ml/2
                = 50,75 mmol
8.       n I2(analit)          = n Tio/2
=50,75/2
=23,375 mmol

9.       Selisih   = n I2 (standar) – n I2 (analit)]
= 31-24 = 7 mmol

10.   n = 7 mmol
BAB VI
Pembahasan
Pada percobaan kali ini adalah untuk mengidentifikasi formalin dari suatu sampel, yakni sampel air. Pertama-tama ditimbang 1 gr iodin pada gelas kimia lalu didihkan dengan 100ml aquades kemudian di pipet 5 ml larutan formalin ke dalam labu ukur, encerkan hingga tanda batas. Lalu dipipet 10 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml ditambah 25 ml larutan iodin 0,1 N dan 1,5 ml larutan NaOH 0,1 N dan setelah didiamkan 15 menit ditambahkan 3 ml larutan HCl 4 N.
Setelah itu ditirasi dengan larutan natrium thiosulfat 0,1 N ditambahkan 3 tetes larutan kanji sebagai indikator. Tujuan dari penambahan larutan ini adalah untuk mengendapkan katalisator sehingga tidak mengganggu reaksi kimia selanjutnya
BAB VII
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Setelah larutan formalin tersebut dititrasi selanjutnya dapat dihitung kadar formalin yang terdapat dalam sampel air, yaitu didapat kadarnya sebesar 7 mmol
Saran:
Pada proses penentuan awal dan pemilihan bahan yang akan diujikan sebaiknya diberikan informasinya secara jelas sehingga tidak menimbulkan salah persepsi mengenai jenis sampel yang digunakan. Selain itu perlu dilakukan juga pemberian formalin oleh praktikan sendiri, sehingga dapat mengetahui bahan pangan mana yang banyak atau tidak menyerap formakin secara menyeluruh.

BAB VIII
Daftar Pustaka



Pembuatan Larutan NaOH




Pembuatan Larutan NaOH
BAB I
Tujuan
-   Mahasiswa diharapkan dapat membuat larutan standarisasi NaOH

BAB II
Dasar Teori
Pengertian NaOH
Natrium hidroksida  (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik alkali dan, adalah dasar logam kaustik. Hal ini digunakan di banyak industri, terutama sebagai basis kimia yang kuat dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum,sabun dan deterjen dan sebagai pembersih tiriskan. Produksi di seluruh dunia pada tahun 2004 adalah sekitar 60 juta ton,sementara permintaan adalah 51 juta ton. [1]
Natrium hidroksida murni adalah padatan putih yang tersedia dipelet, serpih, butiran, dan sebagai larutan jenuh 50%. Ini adalah higroskopis dan mudah menyerap karbon dioksida dari udara,sehingga harus disimpan dalam wadah kedap udara. Hal ini sangat larut dalam air dengan pembebasan panas. Hal ini juga larut dalam etanol dan metanol, meskipun pameran kelarutan rendah dalam pelarut daripada kalium hidroksida. Natrium hidroksida cair juga merupakan basis yang kuat, namun suhutinggi yang diperlukan aplikasi batas. Hal ini tidak larut dalam eter dan pelarut non-polar. Sebuah larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
Natrium hidroksida didominasi ion, mengandung kation natriumhidroksida dan anion. Anion hidroksida natrium hidroksidamembuat dasar yang kuat yang bereaksi dengan asam membentuk air dan garam yang sesuai.
Natrium hidroksida bereaksi dengan asam protik untuk memberikan air dan garam yang sesuai. Sebagai contoh,dengan asam klorida, natrium klorida terbentuk:
NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
Secara umum reaksi netralisasi tersebut diwakili oleh satu persamaan ionik sederhana bersih:
OH-(aq) + H + (aq) → H2O (l)
Jenis reaksi dengan panas rilis asam kuat, dan karenanya disebut sebagai eksotermik. Seperti reaksi asam-basa juga dapat digunakan untuk titrasi. Namun, natrium hidroksida tidak digunakan sebagai standar primer karena bersifat higroskopisdan menyerap karbon dioksida dari udara.
Natrium hidroksida bereaksi dengan asam karboksilat untuk membentuk garam-garamnya dan bahkan dasar yang cukup kuat untuk membentuk garam dengan fenol. Hal ini tidak, bagaimanapun, cukup kuat untuk kuantitatif menghasilkan senyawa karbonil enolates dari atau amina deprotonasi; ini akan membutuhkan superbase.
Natrium hidroksida juga bereaksi dengan oksida asam, sepertisulfur dioksida. Reaksi ini sering digunakan untuk "menggosok"gas asam berbahaya (seperti SO2 dan H2S) yang dihasilkan dalam pembakaran batubara dan dengan demikian mencegah pelepasan mereka ke dalam atmosfer. Sebagai contoh,
2 NaOH + CO2 + H2O → Na2CO3
elektrolisa
Di laboratorium, dengan kontrol hati-hati kondisi, logam natrium dapat diisolasi dari elektrolisis dari monohidrat cair dalam versi suhu rendah dari proses Castner, sesuai dengan reaksi berikut:
4 NaOH · H2O (l) → 4 Na (l) + O2 (g) + H2O 6 (g)
Monohidrat tidak perlu dipanaskan agar meleleh, seperti proses menghasilkan cukup panas akibat pemanasan ohmik. Namun,harus dimulai dengan sejumlah kecil air cair untuk menciptakan elektrolit elektrik konduktif. Dengan meningkatnya suhu sistem,monohidrat akan mulai mencair pada sekitar 65 ° C sebagai dinyatakan di atas. Hanya ketika suhu mencapai sekitar 100 ° C dapat natrium diisolasi. Di bawah suhu ini, air yang dihasilkan akan bereaksi dengan natrium, di atas titik ini, setiap air yang terbentuk akan didorong dari dalam fase uap, menciptakanreaksi dasarnya anhidrat. Sementara proses ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan proses elektrolitik lain, tidakdisukai oleh ahli kimia yang paling untuk beberapa alasan:kuantitas marjinal natrium diproduksi mendidih pada antarmuka elektroda, sehingga uap yang dilepaskan terutama terdiri darioksida natrium berasap, yang cenderung untuk menyelesaikanpada setiap permukaan di dekat dengan konsekuensi korosif.
Natrium hidroksida adalah basa kuat utama yang digunakan dalam industri kimia. Dalam massal itu yang paling seringditangani sebagai larutan berair, karena solusi yang lebih murahdan lebih mudah untuk menangani. Natrium hidroksida, basa kuat, bertanggung jawab untuk sebagian besar aplikasi ini.Dasar yang kuat lain seperti kalium hidroksida adalah mungkin untuk menghasilkan hasil yang positif juga.
56% natrium hidroksida yang dihasilkan digunakan oleh industri kimia, dengan 25% dari total sama yang digunakan oleh industri kertas. Natrium hidroksida juga digunakan untuk pembuatangaram natrium dan deterjen, untuk regulasi pH, dan untuk sintesisorganik. Hal ini digunakan dalam proses Bayer produksi aluminium.
Natrium hidroksida digunakan dalam banyak skenario dimana diinginkan untuk meningkatkan alkalinitas campuran, atau untuk menetralkan asam.
Sebagai contoh, natrium hidroksida digunakan sebagai aditif dalam lumpur pengeboran untuk meningkatkan alkalinitas dalam sistem lumpur bentonit meningkatkan viskositas lumpur, sertamenetralisir gas asam (seperti sulfida hidrogen dan karbon dioksida) yang mungkin dihadapi dalam formasi geologi sebagaipengeboran berlangsung.
Dalam industri yang sama, kualitas minyak mentah yang burukdapat diobati dengan sodium hidroksida untuk menghilangkan kotoran sulfur dalam proses yang dikenal sebagai pencuciankaustik. Seperti di atas, natrium hidroksida bereaksi dengan asam lemah seperti hidrogen sulfida dan merkaptan untuk memberikan garam natrium non-volatile yang dapat dihapus.Limbah yang terbentuk merupakan racun dan sulit untuk menangani, dan proses ini dilarang di banyak negara karena hal ini. Pada tahun 2006, Trafigura menggunakan proses dan kemudian membuang sampah di Afrika.
Natrium hidroksida padat atau larutan natrium hidroksida dapat menyebabkan luka bakar kimia, cedera permanen atau scarring jika terjadi kontak manusia terlindungi, atau hewan lainnya, jaringan. Hal itu dapat menyebabkan kebutaan jika terjadi kontak mata. Peralatan pelindung seperti sarung tangan karet, pakaian keamanan dan pelindung mata harus selalu digunakan ketika menangani bahan atau solusi nya.
Pembubaran natrium hidroksida sangat eksotermik, dan panas yang dihasilkan dapat menyebabkan luka bakar panas atau menyala flammables. Hal ini juga menghasilkan panas ketikabereaksi dengan asam. Natrium hidroksida untuk beberapa  logam korosif, misalnya aluminium, yang memproduksi gas hidrogen yang mudah terbakar pada kontak. Natrium hidroksidajuga agak korosif terhadap kaca, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kaca atau pembekuan sendi kaca tanah.
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik kekatoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh.

BAB III
Alat dan Bahan
Alat:
1.    Gelas Ukur
2.    Spatula
3.    Batang Pengaduk
4.    Labu Ukur  500 ml
5.    Botol  Semprot
6.    Corong
7.    Gelas Kimia
8.    Kaca Arloji
Bahan:
1.    Aquades 500 ml
2.    NaOH 2gram

BAB IV
Prosedur Kerja
1)    Dihitung molekul relatif NaOH
2)    Ditimbang NaOH yang digunakan
3)    Dilarutkan 2 gram NaOH dengan campurkan aquades 500 ml dilabu ukur
4)    Dicampurkan NaOH dengan aquades, masukkan ke botol reagen yang bersih
BAB V 
Perhitungan
    Molekul Relatif NaOH:
Mr =    X
      =   X
      =  X
      = 40
2)    Timbang NaOH yang digunakan
Diketahui:
Qe = 1
N = 0,1
V = 500 ml
Mr NaOH = 40
Ditanya: massa  (m) NaOH yang digunakan?
-          m = qe x N X Mr x V
    = 1 X 0,1 X 40 X 500
    = 2000 mg
    = 2gr
BAB VI
Pembahasan
NaOH (Natrium Hidroksida) juga dikenal dengan soda kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik yang terbentuik dari oksidasi basa. Natrium Hidroksida dilarutkan dalam air akan membentuk larutan alkelin yang kuat
Pada pembuatan bahan baku NaOH dibutuhkan bahan yaitu NaOH dan aquades dengan volume NaOH 0,4 ml dan aquades 10 ml. NaOH bersifat basa kuat dan aquades bersifat netral.
Pada percobaan ini, yaitu membuat larutan standar dengan konsentrasi normalitas dan molaritas. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan perhitungan terlebih dahulu karena konsentrasi yang diminta belum tersedia. Setelah itu NaOH akan ditimbang dengan melakukan penimbangan pada neraca digital.
BAB VII
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Dari praktikum proses kimia terapan pengenalan alat dan bahan pembuatan larutan baku NaOH 0,1 N dapat disimpulkan bahwa pengenalan praktikum terbagi menjadi dua jenis, yaitu alat sederhana dan alat cukup rumit. Semua peralatan praktikum juga mempunyai fungsi dan spesifikasi berbeda namun pada alat sederhana spesifikasinyaterbuat dari kaca, plastik dan keramik.
Percobaan larutan standar harus mengacu pada konsentrasi zat apa yang diminta atau yang dibuat. Dalam membuat larutan standar (baku) dengan konsentrasi normalitas ataupun molaritas dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk mendapatkan jumlah yang sesuai keinginan yaitu 0,1 N larutan NaOH
Saran:
Demikian laporan ini saya susun, dan dalam laporan ini saya merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang dapat membangun perbaikan laporan ini dan sedikit banyaknya saya ucapkan terima kasih.

BAB VIII
Daftar Pustaka