Total Pageviews

Wednesday, January 25, 2017

Country Girls 5th Single "Peanut Butter Jelly Love"



Country Girls 5th Single (Tsugunaga Momoko Last Single)
Double A-Side "Good Boy Bad Girl / Peanut Butter Jelly Love"
Lyrics : Eric Fukusaki & Miura Yoshiko
Composition : Eric Fukusaki
Arrangement : Hirata Shouichirou

Romaji lirik from colorcodedlyrics
Indonesia lirik by Me

Oh, PIINATTSUBATAA JERII
PIINATTSUBATAA JERII RABU
dokokara dokomade
futari wa niteru no?
koi no PIINATTSUBATAA JERII RABU
Oh, PEANUT BUTTER JELLY
PEANUT BUTTER JELLY LOVE
Dari ujung kepala hingga kaki
Semirip apakah kita?
Cinta PEANUT BUTTER JELLY LOVE

1 2 3 4!

koishiteru to torokechau yo
[Mo/Fu] maru de PIINATTSUBATAA to
[Mo/Fu] ICHIGO JAMU mitai
Saat jatuh cinta Seakan meleleh
Seperti PEANUT BUTTER dan
SELAI strawberry

afureru kurai amaku setsunai
[Yam/Yan] kimi to watashi no monogatari ne DAARIN
Begitu mengalir Terasa asam manis
Cerita cinta kau dan aku DARLING

futari no deai wa guuzen janai no?
ai no arashi wa ne maru de
[Ts/Mo/Fu] settei [Yam/Oz/Yan] oishisa MAX
Pertemuan kita Apakah kebetulan?
Badai cinta yang berputar
Diatur hingga lezatnya MAX

Oh, PIINATTSUBATAA JERII RABU
majime sugite nejireteita
sonna watashi ni
Oh, PEANUT BUTTER JELLY LOVE
Terlalu serius Tak bisa jujur
Dengan diri sendiri

Oh, PIINATTSUBATAA JERII RABU
oishii toki wa oishiitte
kuchi ni shite iin da to
Oh, PEANUT BUTTER JELLY LOVE
Saat yang manis Disaat itu
Tak apa mengatakannya

[Yam/Oz/Yan] oshiete kureta hito
[Ts/Mo/Fu] nee! arigatou…
MAI DAARIN
Yang telah mengajariku
Hei! terimakasih...
MY DARLING

sowasowa shitai tokimeku sekai
[Ts/Yam] imasugu yowamushi na watashi ni
Seakan ada kupu-kupu Dunia berdebar-debar
Dengan segera aku yang penakut ini

[Mo/Yan] Goodbye

otona ni natte mo wasure wa shinai yo
kimi no kuchiguse wa
[Ts/Mo/Fu] kimetara massugu yuke
Walau menjadi dewasa Aku tak akan lupa
Karena kau pernah berkata
Lanjutkan yang telah kau putuskan

Oh, PIINATTSUBATAA JERII RABU
PIINATTSU mitai nita mono PAWAA
asu ni mukatte yukou
SUITTO PAWAA CHAAJI saikou muteki yo
MAI HIIROO
Oh, PEANUT BUTTER JELLY LOVE
Seperti PEANUT POWERnya sama
Menuju ke hari esok
SWEET POWER CHARGE Tak terkalahkan
MY HERO

hitoribocchi ja nemurenai
makkura no shita ni kakureru Melody
kimi to itsumo utatte itai
mou tomaranai
Ku tak bisa tidur jika sendirian
Dari bawah bantalku tersembunyi Melodi
Selalu denganmu Ingin bernyanyi
Oh tak berhenti

I Love You!

Oh, PIINATTSUBATAA JERII RABU
nejireteita koisuru HAATO
[Ts/Fu] massugu ni shite kureta
Oh, PEANUT BUTTER JELLY LOVE
Putaran HATI yang mencinta
Menjadi lurus ke depan

Oh, PIINATTSUBATAA JERII RABU
ai no chikai JERII ni shite
[Mo/Yan] eien ni zutto
tatta ichido no CHANSU nee arigatou
MAI DAARIN
Oh, PEANUT BUTTER JELLY LOVE
Berjanji cinta Menjadi JELLY
Abadi selamanya
Untuk kesempatan kecil Hei terimakasih
MY DARLING

[Yam/Fu] ai no chikai ima [Oz/Yan] futari no ai
[Ts/Mo] JERII ni shite eien ni
Berjanji cinta sekarang Cinta kita berdua
Jadi JELLY yang Abadi

"Cinta Jeli Kacang Mentega" adalah single terakhir untuk Playing Manager dari Country Girls, Tsugunaga Momoko. Untuk pertama kalinya line-up single ini sama dengan single sebelumnya. Seperti biasa, MVnya CG selalu kawaii. Walau settingnya simple, cuma di satu stage semacam altar/tempat pidato? dan laboratorium. Outfitnya juga simple, mereka pakai terusan warna hijau pastel untuk Yamaki-Yanagawa-Ozeki dan warna orange pastel untuk Momoko-Morito-Funaki sama baju lab buat praktek. Oiya, kata rabu punya dua arti yaitu...
 Kalau jeli, ada sedikit efek MukiMuki didalam MV ini serta scene cermin kayak di Singing ~ Ano Koro. Scene yang menarik disini, banyak. Ada meganeko, iklan shampo, eksperimen gagal, Funakki eh hampir semua terobsesi dengan sendok, dry ice effect, loop mode on, sekejap stetoskop. Ozekko dan sebotol kacang, tongkat sihir ibu peri, wisk, bulu-bulu, roti cinta, Yanamin dan botol jeli. Funakki kenapa di 03:09 apa itu bagian dari dance?, sepatunya Momochi beda sendiri, ada yang makan stroberi, terus liat deh Chii ngapain di 03:14. Momochi first and last line will make u goosebumps. Its perfect for her farewell, jaa ne...







Wednesday, January 18, 2017

Sedimentasi



SEDIMENTASI
I.                    TUJUAN PERCOBAAN
1.1  Mengenal alat sedimentasi sederhana dalam proses pengendapan melalui percobaan sistem batch dalam suatu bak berbentuk silinder.
1.2  Menjelaskan hubungan antara konsentrasi padatan dengan laju sedimentasi.
1.3  Membandingkan serta menghitung laju sedimentasi dengan menggunakan variasi kapur tanpa adanya penambahan flokulan dan adanya penambahan flokulan,

II.                  DASAR TEORI
2.1  Pengertian Sedimentasi
Sedimentasi dan flokulasi adalah suatu proses penjernihan air, dimana air yang diolah berada pada suatu tangki / bak pada periode waktu. Proses sedimentasi adalah proses penghilangan sebagian besar padatan yang terkandung dalam air dengan pengendapan secara gravitasi dalam waktu tertentu. Dengan cara penampang melintang pada unit sedimentasi, kecepatan aliran dirancang sangat rendah menimbulkan kondisi tanpa gerak.
Oleh karena pengaruh gaya gravitasi, partikel dengan densitas lebih besar dari densitas cairan di sekelilingnya akan bergerak ke bawah (mengendap). Sedangkan partikel dengan densitas lebih kecil akan bergerak ke atas (flotasi). Dengan pengertian ini, air baku akan tertahan baik pada lapisan busa di permukaan atau pada lapisan endapan pada dasar tangki / bak. Pada akhirnya, air yang meninggalkan tangki / bak ini berada dalam kondisi jernih.
Berbagai tipe sedimentasi diantaranya antara lain sebagai berikut:
a.      Sedimentasi Tipe I
Merupakan pengendapan partikel diskret, yaitu partikel yang mengendap bebas secara individual tanpa adanya interaksi antar partikel.
b.      Sedimentasi Tipe II
Adalah pengendapan partikel flokulan dalam suspensi encer, dimana selama pengendapan terjadi saling interaksi antar partikel. Selama dalam operasi pengendapan, ukuran partikel flokulan bertambah besar sehingga kecepatannya juga meningkat.
c.       Sedimentasi Tipe III
Adalah pengendapan partikel dengan konsentrasi yang lebih pekat, dimana antar partikel secara bersama-sama saling menahan pengendapan partikel lain disekitarnya. Karena itu, pengendapan terjadi secara bersama-sama sebagai sebuah zona dengan kecepatan yang konstan.
d.      Sedimentasi Tipe IV
Merupakan kelanjutan dari sedimentasi tipe III, dimana terjadi pemampatan (kompresi) massa partikel hingga diperoleh konsentrasi lumpur yang tinggi.

2.2  Flokulasi dan Koagulasi
Flokulasi adalah proses pembentukan flok (penggabungan partikel-partikel halus membentuk partikel yang lebih besar) atau proses penggumpalan bahan terlarut, kolois dan yang tidak dapat mengendap dalam air. Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia (koagulan) kedalam air yang akan diolah. Uji koagulasi dan flokulasi dilaksanakan untuk menentukan dosis bahan-bahan kimia dan persyaratan yang digunakan untuk memperoleh hasil yang optimum.
Pengaruh Flokulasi Pada Sedimentasi
Efek flokulasi yang menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang lebih besar sehingga mudah diendapkan. Penggabungan antara partikel-partikel dapat terjadi apabila ada kontak antara partikel tersebut. Kontak partikel dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1.      Kontak yang disebabkan oleh gerak Brown (gerak acak partikel koloid dalam medium pendispersi).
2.      Kontak yang disebabkan atau dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri akibat adanya pengadukan.
3.      Kontak yang dihasilkan oleh partikel yang mengendap yaitu dengan adanya tumbukan antara partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih besar dengan partikel yang mempunyai kecepatan pengendapan lebih kecil.

2.3  Bahan-bahan Kimia yang Digunakan
2.3.1        Tawas
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan. Karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin turbidity air baku, maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan.
2.3.2        Kapur
Pengaruh penambahan kapur akan menaikkan pH dan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan cukup banyak, sehingga pH = 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu.

2.4  Konsentrasi Suspensi
Semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin rendah laju turunnya garis padatan akibat besarnya kecepatan cairan yang dipindahkan dan semakin besarnya gradien kecepatan dalam fluida. Konsolidasi (pemampatan) akhir sedimen adalah bagian proses yang lebih lambat karena cairan yang dipindahkan harus mengalir melalui celah-celah sempit antar partikel.

III.                ALAT DAN BAHAN
3.1  Alat
3.1.1        Seperangkat alat sedimentasi batch 1 buah
3.1.2        Neraca digital 1 buah
3.1.3        Gelas kimia 50 ml 4 buah
3.1.4        Gelas kimia 250 ml 4 buah
3.1.5        Gelas kimia 500 ml 2 buah
3.1.6        Spatula 1 buah
3.2  Bahan
3.2.1        Kapur (CaCO3)
3.2.2        Air (H2O)
3.2.3        Aluminium Sulfat (AL2(SO4)3)

IV.                PROSEDUR KERJA
4.1  Percobaan tanpa menggunakan flokulan dengan pengadukan manual
4.1.1        Diayak kapur yang akan digunakan dan ditimbang kapur sebanyak 12,5 gr, 37,5 gr, 50 gr dan 62,5 gr. Kemudian dipindahkan kedalam tabung pengendap.
4.1.2        Ditambahkan air hingga mencapai ketinggian 30 cm.
4.1.3        Dikocok campuran dengan cara memutar tabung 90° sebanyak 10 kali kemudian didiamkan.
4.1.4        Diamati dan dicatat ketinggian suspensi selama 1 menit hingga konstan.
4.2  Percobaan menggunakan flokulan dengan pengadukan manual
4.2.1        Ditambahkan air hingga mencapai ketinggian 30 cm.
4.2.2        Dimasukkan 1 gram flokulan (aluminium sulfat) kedalam tabung pengendap yang telah berisi campuran air-kapur.
4.2.3        Dikocok campuran dengan cara memutar tabung 90° sebanyak 10 kali kemudian didiamkan.
4.2.4        Diamati dan dicatat ketinggian suspensi setiap 1 menit hingga konstan.

V.                  DATA PENGAMATAN
5.1  Data hasil percobaan secara manual tanpa penambahan flokulan
Waktu (menit)
Ketinggian zona sedimen (D) cm
12,5 gr CaCO3
37,5 gr CaCO3
50 gr CaCO3
62,5 gr CaCO3
0
1
3
3,5
4
1
1,5
4
3,5
4,2
2
1,5
6
4
4,5
3
1,2
6
8,6
9
4
1,2
6,1
8,5
9,5
5
1,2
5,5
8,2
10
6
0,8
4,5
7
8,5
7
0,7
4,3
6,8
8
8
0,6
4
6,5
7,8
9
0,6
3,9
6,4
7,5
10
0,6
3,8
6,2
7
11
0,5
3,6
5,9
6,9
12
0,5
3,5
5,5
6,7
13
0,5
3,3
5,5
6,7
14
0,5
3
5,5
6,7
15
0,5
3
5,5
6,5

5.2  Data hasil percobaan secara manual dengan penambahan 1 gram flokulan
Waktu (menit)
Ketinggian zona sedimen (D) cm
12,5 gr CaCO3
37,5 gr CaCO3
50 gr CaCO3
62,5 gr CaCO3
0
0,2
3,2
3,4
3,7
1
1
6
10
15
2
1
5,8
8,5
12,5
3
0,6
5,4
8
11,2
4
0,6
4,8
7
10
5
0,5
4,4
7
10
6
0,5
4
7
10
7
0,5
3,9
6,5
9,5
8
0,5
3,7
6,5
9
9
0,5
3,5
6,5
9

5.3  Perhitungan
5.3.1        Mencari volume
V = ¼ x π x D2 x tinggi tabung
   = ¼ x 3,14 x 62 x 30 = 847,8 cm3 = 0,8478 L
5.3.2        Mencari konsentrasi (CaCO3) tanpa menggunakan flokulan
a.      12,5 gram
CaCO3 = n / V
          n = gram / Mr
            = 12,5 gram / 100 gr/mol = 0,125 mol
[CaCO3] = 0,125 mol / 0,8478 L = 0,1474 M

b.      37,5 gram
CaCO3 = n / V
          n = gram / Mr
            = 37,5 gram / 100 gr/mol = 0,375 mol
[CaCO3] = 0,375 mol / 0,8478 L = 0,442 M
c.       50 gram
CaCO3 = n / V
          n = gram / Mr
            = 50 gram / 100 gr/mol = 0,5 mol
[CaCO3] = 0,5 mol / 100 L = 0,005 M
d.      62,5 gram
CaCO3 = n / V
          n = gram / Mr
            = 62,5 gram / 100 gr/mol = 0,625 mol
[CaCO3] = 0,625 mol / 100 L = 0,00625 M

VI.                PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan “Sedimentasi” dengan sistem batch. Alat yang digunakan yaitu selang berukuran panjang 50 cm dan berdiameter 6 cm. Pertama-tama mengayak kapur lalu menimbang masing-masing 12,5 gr, 37,5 gr, 50 gr dan 62,5 gr. Setelah ditambahkan air hingga 30 cm, tabung ditutup lalu dikocok dengan cara memutar tabung 90° sebanyak 10 kali lalu didiamkan. Kemudian diamati dan dicatat ketinggian suspensi setiap setiap 1 menit hingga konstan.
Pada saat kapur diberi air dan dikocok, ketinggian zona sedimen berubah-ubah. 12,5 gr CaCO3 mengalami penurunan ketinggian, 37,5 gr CaCO3 tidak mengalami perubahan ketinggian, sedangkan 50 gr dan 62,5 gr CaCO3 mengalami kenaikan ketinggian dari tinggi semula. Langkah selanjutnya ialah menambahkan koagulan yaitu 1 gram tawas kepada tabung tersebut lalu dikocok dan didiamkan. Setelah ditambahkan tawas, semua tabung mengalami kenaikan ketinggian dari tinggi semula lalu perlahan-lahan semakin menurun. Ini menunjukkan bahwa lebih banyak suspensi yang terendapkan dibanding tidak menggunakan tawas.
Proses sedimentasi dilakukan untuk memisahkan partikel zat padat dari fluida yang terkandung didalamnya. Dan dalam jangka waktu tertentu akan terbentuk beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah lapisan jernih, selanjutnya lapisan yang terdiri dari beberapa ukuran partikel dan yang paling bawah adalah lapisan partikel kasar. Namun, lapisan paling atas tidaklah jernih tetapi masih ada partikel halus yang melayang-layang didalamnya. Dan untuk mengendapkannya, membutuhkan waktu yang lama.
Untuk menghitung kecepatan sedimentasi, ada dua cara yang dapat digunakan. Pertama dengan menentukan nilai slope (gradien) dari grafik tinggi endapan versus waktu nilai slope, menyatakan besarnya kecepatan pengendapan. Cara lain yaitu dimana dapat diketahui berapa besar kecepatan pengendapan dari setiap rentang waktu. Nilai konstanta sedimentasi untuk setiap variasi dapat ditentukan dari grafik.
Berdasarkan grafik hubungan antara tinggi endapan dengan waktu terlihat jelas bahwa semakin besar konsentrasi CaCO3, kecepatan pengendapan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena flok yang terbentuk lebih banyak sehingga pada proses pengendapan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ketinggian yang konstan. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari pengendapan dengan tambahan flokulan berupa tawas, mengalami waktu yang lebih singkat dibanding pengendapan tanpa tambahan flokulan.


VII.              KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:
7.1  Laju sedimentasi sangat dipengaruhi oleh penambahan flokulan dan tidak adanya penambahan flokulan dalam proses pengendapan sistem batch dalam tabung berbentuk silinder.
7.2  Konsentrasi padatan cenderung berpengaruh terhadap kecepatan pengendapan. Semakin kecil konsentrasinya, semakin cepat waktu yang dibutuhkan dalam proses pengendapan.

VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Thahir, R dan Arifin. 2014. Praktikum Analisis Limbah. Samarinda : POLNES PDD AK PASER