HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
A. TUJUAN
PERCOBAAN
1. Menentukan
kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut;
2.
Menentukan panas pelarutan (ΔH°) PbCl2, dengan menggunakan sifat ketergantungan
Ksp pada suhu
.
B.
DASAR TEORI
Konsentrasi dari larutan jenuh dinamakan kelarutan
dari suatu zat dalam pelarut tertentu. Jika pada larutan yang jenuh ditambahkan
zat yang dilarutkan, konsentrasi tidak bertambah dan kelebihan zat tidak larut.
Misalnya, kristal Natrium Klorida (NaCl) ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam
segelas air, mula-mula garam tidak larut tapi pada suatu saat larutan menjadi
jenuh, kristal garam tidak dapat larut lebih banyak lagi. Jumlah maksimum zat
yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut disebut kelarutan zat itu
(solubility). Jika larutan dalam kesetimbangan berarti banyaknya zat yang
melarut sama dengan banyaknya zat yang mengendap. Berarti larutan jenuh ialah
larutan yang dalam kesetimbangan dengan kelebihan zat yang dilarutkan.
Kelarutan bergantung pada tiga hal berikut:
1.
Bahan pelarut nornal
Jika
molekul-molekul zat yang dilarutkan mempunyai struktur yang sama dengan
molekul-molekul bahan pelarut maka kelarutan termasuk tinggi, misalnya keduanya
mempunyai momen dipol yang tinggi maka gaya tarik-menarik antara zat yang
dilarutkan dan pelarut besar hingga kelarutannya tinggi.
2.
Zat yang dilarutkan normal.
3.
Temperatur normal.
Kelarutan
biasanya dinyatakan dalam satuan mol/L, jadi kelarutan sama dengan molaritas
larutan jenuh. Misalnya didalam 2 liter larutan dapat larut 2,87 mg AgCl, maka
kelarutan AgCl:
Kelarutan
AgCl = 2,87 mg/L = 1,435 mg/L
= 1,435 x 10-3 mol / L
143,5
= 1 x
10-5 mol/L
Dalam
larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara zat padat dan larutannya. Khusus
untuk garam dan basa, kesetimbangan itu ialah antara zat padat dan ion-ionnya,
karena garam atau basa yang larut dianggap meng-ion sempurna. Konsentrasi
ion-ion dalam larutan jenuh dapat dihubungkan langsung dengan kelarutan garam
atau basa yang bersangkutan.
Pengaruh ion senama terhadap
kelarutan
Contoh, NaCl dan AgCl mempunyai ion senama yaity Cl-, AgNO3 dan AgCl juga
mempunyai ion senama yaitu Ag+. Ion senama memperkecil kelarutan. Hal ini sesuai dengan azas Le
Chatelier tentang pergeseran kesetimbangan, misalnya reaksi: AgCl <------>
Ag+ + Cl-
Bila
kedalam larutan jenuh AgCl ditambahkan suatu khlorida atau suatu garam perak
maka kesetimbangan akan bergeser dari kanan ke kiri membentuk endapan AgCl,
berarti bahwa jumlah AgCl yang terlarut berkurang. Jumlah AgCl yang mengendap
adalah sedemikian hingga larutan tetap jenuh dimana hasil kali konsentrasi ion
Ag+ dangan Cl- tetap sama dengan Ksp AgCl.
Makin besar konsentrasi ion senama makin kecil kelarutan.
Reaksi pengendapan
Ksp adalah ambang maksimum hasil kali konsentrasi
ion-ion dalam larutan. Penambahan selanjutnya akan menghasilkan pengendapan.
Jumlah zat yang mengendap adalah sedemikian sehingga larutan tetap jenuh. Untuk
elektrolit AxBy dapat disimpulkan sebagai berikut:
AxBy
<----------> xAy+ +
yBx-
Bila:
(Ay+)y . (Bx-)y < Ksp AxBy berarti
larutan belum jenuh
(Ay+)x . (Bx-)y = Ksp AxBy berarti larutan
tepat jenuh
(Ay+)x . (Bx-)y > Ksp AxBy berarti
terjadi pengendapan
Hasil
kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion suatu elektrolit dalam
larutan yang tepat jenuh. Timbal khlorida (PbCl2) sedikit larut dalam air.
Kesetimbangan yang terjadi pada larutan PbCl2 jenuh dituliskan sebagai berikut:
PbCl2
<----------> Pb2+
(aq) + 2Cl- (aq)
Konstanta
keseimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas adalah:
Ka
= (aPb2+)(aCl-)
(aPbCl2)
Karena
aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas dapat disederhanakan
menjadi:
Ksp
= (aPb2+) (aCl-)
Dalam
larutan, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam satuan molar.
Nilai
Ksp diatas sebagai konstanta hasil kali kelarutan PbCl2 secara matematis dapat
ditulis:
[Pb2+] [Cl-] < Ksp PbCl2 --------------->
berbentuk larutan (belum terlihat endapan PbCl2)
[Pb2+] [Cl-] > Ksp PbCl2
---------------> terjadi endapan
[Pb2+] [Cl-] = Ksp PbCl2 --------------->
tepat jenuh
C.
ALAT DAN BAHAN
Alat:
1.
Rak tabung reaksi
2.
10 tabung reaksi
3.
Labu erlenmeyer 250 ml
4.
Dua buah buret 50 ml
5.
Heater
Bahan:
1.
Termometer 0-100°C
2.
Larutan Pb(NO3)2 0,075 M
3.
Larutan NaCl 1,0 M
D.
PROSEDUR KERJA
1.
Dipipet 10 ml larutan PbCl2 kedalam 10 tabung reaksi yang berbeda, ditandai
setiap tabung dengan angka,
2. Ditambahkan larutan NaCl 1,0 M ke
masing-masing tabung dengan volume masing-masing: 0,7 ; 1,0 ; 1,3 ; 1,6 : 1,8 ;
2,2 ; 2,5; 2,8 : 3,1 dan 3,4 ml dengan menggunakan buret. Diamati endapan yang
terbentuk.
3. Dipanaskan
dengan penangas untuk menaikkan suhu mempercepat reaksi agar endapan larut.
Dicatat suhunya.
E. HASIL
PENGAMATAN
1.
Tabel hasil pengamatan
No tabung
|
V Pb(NO3)2 0,075 M (ml)
|
V NaCl 1 M (ml)
|
Pembentukan endapan (S/B)
|
Suhu T°C
|
Suhu T K
|
1/K
|
Ksp
|
log Ksp
|
S (gr/L)
|
1
|
10
|
0,7
|
Sudah sedikit
|
60
|
333
|
3 x 10-3
|
2,9575 x 10-4
|
- 3,529
|
11,670
|
2
|
10
|
1,0
|
Sudah
|
55
|
328
|
3,05 x 10-3
|
5,631 x 10-4
|
- 3,249
|
14,462
|
3
|
10
|
1,3
|
Sudah
|
52
|
325
|
3,08 x 10-3
|
8,728 x 10-4
|
- 3,059
|
16,737
|
4
|
10
|
1,6
|
Sudah
|
48
|
321
|
3,11 x 10-3
|
1,238 x 10-3
|
- 2,907
|
18,805
|
5
|
10
|
1,8
|
Sudah
|
47
|
320
|
3,125 x 10-3
|
1,575 x 10-3
|
- 2,803
|
20,376
|
6
|
10
|
2,2
|
Sudah
|
70
|
343
|
2,915 x 10-3
|
1,984 x 10-3
|
- 2,702
|
22,004
|
7
|
10
|
2,5
|
Sudah
|
76
|
349
|
2,86 x 10-3
|
2,4 x 10-3
|
- 2,619
|
23,45
|
8
|
10
|
2,8
|
Sudah
|
66
|
339
|
2,95 x 10-3
|
2,775 x 10-3
|
- 2,556
|
24,611
|
9
|
10
|
3,1
|
Sudah
|
69
|
342
|
2,92 x 10-3
|
3,192 x 10-3
|
- 2,496
|
25,795
|
10
|
10
|
3,4
|
Sudah
|
75
|
348
|
2,87 x 10-3
|
3,605 x 10-3
|
- 2,584
|
26,854
|
2.
Reaksi-reaksi
Reaksi-reaksi yang terjadi:
Larutan
Pb(NO3)2
Pb(NO3)2 -----> Pb2+ + 2NO3-
Larutan NaCl
NaCl
-----> Na+ + Cl-
Pembentukan
endapan
Pb(NO3)2 + 2 NaCl ----> PbCl2 + 2NaNO3
PbCl2 ---> Pb2+ + 2Cl-
3.
Perhitungan
PbCl2 ---> Pb2+ + 2Cl-
a. Tabung
no 1
(Pb2+)
= M Pb(NO3)2 x V Pb(NO3)2 = 0,075 M x 10 ml = 0,070 M
V total 10,7
ml
(Cl-)
= M Cl- x V Cl- = 1 ml x 0,7 ml =
0,065 M
V total 10,7 ml
b.
Tabung no 2
(Pb2+)
= 0,075 M x 10 ml = 0,068 M
11 ml
(Cl-)
= 1 M x 1,0 ml = 0,091 M
11 ml
c.
Tabung no 3
(Pb2+)
= 0,075 M x 10 ml = 0,066 M
11,3 ml
(Cl-)
= 1 M x 1,3 ml = 0,115 M
11,3 ml
d.
Tabung no 4
(Pb2+)
= 0,075 M x 10 ml = 0,065 M
11,6 ml
(Cl-)
= 1 M x 1,6 ml = 0,138 M
11,6 ml
e.
Tabung no 5
(Pb2+)
= 0,075 M x 10 ml = 0,064 M
11,8 ml
(Cl-)
= 1 M x 1,8 ml = 0,160 M
11,8 ml
f.
Tabung no 6
(Pb2+)
= 0,075 M x 10 ml = 0,061 M
12,2 ml
(Cl-)
= 1 M x 2,2 ml = 0,180 M
12,2 ml
g.
Tabung no 7
(Pb2+)
= 0,075 M x 1,0 ml = 0,060 M
12,5 ml
(Cl-)
= 1 M x 2,5 ml = 0,20 M
12,5 ml
h.
Tabung no 8
(Pb2+)
= 0,075 M x 10 ml = 0,058 M
12,8 ml
(Cl-)
= 1 M x 2,8 ml = 0,219 M
12,8 ml
i.
Tabung no 9
(Pb2+)
= 0,075 M x 10 ml = 0,057 M
13,1 ml
(Cl-)
= 1 M x 3,1 ml = 0,237 M
13,1 ml
j.
Tabung no 10
(Pb2+)
= 0,075 M x 10 ml = 0,056 M
13,4 ml
(Cl-)
= 1 M x 3,4 ml = 0,254 M
13,4 ml
Harga
Ksp dan log Ksp
Ksp
= (Pb2+ x Cl-)2
Ksp
= 453
a.
Tabung no 1
Ksp
= (0,070) (0,065)2 = 2,9575 x 10-4 M3
log
Ksp = -3,529
b.
Tabung no 2
Ksp
= (0,068) (0,091)2 = 5,631 x 10-4 M3
log
Ksp = -3,248
c.
Tabung no 3
Ksp
= (0,066) (0,115)2 = 8,7285 x 10-4 M3
log
Ksp = -3,059
d.
Tabung no 4
Ksp
= (0,065) (0,138)2 = 1,238 x 10-3 M3
log
Ksp = -2,907
e.
Tabung no 5
Ksp
= (0,064) (0,160)2 = 1,575
log
Ksp = -2,803
f.
Tabung no 6
Ksp
= (0,061) (0,180)2 = 1,984 x 10-3 M3
log
Ksp = -2,702
g.
Tabung no 7
Ksp
= (0,060) (0,20)2 = 2,4 x 10-3 M3
log
Ksp = -2,619
h.
Tabung no 8
Ksp
= (0,058) (0,219)2 = 2,775 x 10-3 M3
log
Ksp = -2,556
i.
Tabung no 9
Ksp
= (0,057) (0,237)2 = 3,192 x 10-3 M3
log
Ksp = -2,496
j.
Tabung no 10
Ksp
= (0,056) (0,254)2 = 3,005 x 10-3 M3
log
Ksp = -2,584
Kelarutan
S =
√Ksp/4 X BM PbCl2
a. Tabung no 1
S = √2,9575 x 10-4 M3 x 278 gr/mol = 11,670 gr/L
4
b. Tabung no 2
S = √5,631 x 10-4 M3
x
278 gr/mol = 14,462 gr/L
4
c. Tabung no 3
S = √8,7285 x 10-4 M3 x 278 gr/mol =
16,737 gr/L
4
d. Tabung no 4
S = √1,238 x 10-3 M3 x
278 gr/mol = 18,805 gr/L
4
e. Tabung no 5
S = √1,575 x 10-3 M3 x 278 gr/mol =
20,376 gr/L
4
f. Tabung no 6
S = √1,984 x 10-3 M3 x 278 gr/mol =
22,004 gr/L
4
g. Tabung no 7
S = √2,4 x 10-3 M3 x 278 gr/mol = 23,45 gr/L
4
h. Tabung no 8
S = √2,775 x 10-3 M3 x 278 gr/mol =
24,611 gr/L
4
i. Tabung no 9
S = √3,192 x 10-3 M3 x 278 gr/mol = 25,795 gr/L
4
j. Tabung no 10
S = √3,005 x 10-3 M3 x 278 gr/mol =
26,854 gr/L
4
Grafik
Slope
= 112,2
Slope
= - ΔH / 2,303 . R
- ΔH = 112,2 . 2,303 . 8,314
- ΔH = 2148
kJ/mol
ΔH = - 2148 kJ/mol
F. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah tentang hasil kali
kelarutan (Ksp). Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kelarutan
elektrolit yang bersifat sedikit larut dan juga untuk menentukan panas
kelarutan (ΔH) dengan menggunakan sifat ketergantungan terhadap suhu.
Hasil kali kelarutan (Ksp) yaitu hasil kali
konsentrasi ion-ion yang dipangkatkan masing-masing koefisien reduksinya dalam
larutan jenuh pada suhu tertentu. Larutan jenuh yaitu keadaan dimana larutan
telah mengandung suatu zat dengan konsentrasi maksimum (mencapai keadaan setimbang)
maka zat tersebut tidak akan larut lagi (mengendap).
Pada percobaan yang dilakukan, larutan yang
digunakan adalah Pb(NO3)2 dan NaCl. Pencampuran dari larutan Pb(NO3)2 dan
larutan NaCl menghasilkan endapan PbCl2, dimana PbCl2 merupakan garam yang
sukar larut dalam air.
Reaksi-reaksi yang terjadi:
Reaksi
larutan Pb(NO3)2
Pb(NO3)2
(aq) -----> Pb2+ (aq) + 2NO3- (aq)
Reaksi
larutan NaCl
NaCl (aq) ----->
Na+ (aq) + Cl- (aq)
Reaksi
pembentukan endapan
Pb(NO3)2
(aq) + 2 NaCl (aq) ----> PbCl2 (s) + 2 NaNO3 (aq)
PbCl2 (s)
---> Pb2+ (aq) + 2 Cl- (aq)
Percobaan dilakukan dengan mereaksikan 10 ml
Pb(NO3)2 0,075 M ditambahkan NaCl 1 M dengan volume berbeda-beda. Dari hasil
pengamatan, pencampuran itu menghasilkan endapan yang berbeda-beda banyaknya.
Berdasarkan pengamatan, semakin banyak volume NaCl yang ditambahkan maka
semakin banyak pula endapan yang terbentuk.
Hal ini terjadi karena semakin banyak volume NaCl,
maka semakin banyak ion Cl- yang terdapat dalam larutan tersebut
yang bereaksi dengan Pb2+ membentuk endapan. Tetapi ada juga yang
volume Nacl nya besar yang mengendap sedikit. Hal ini mungkin terjadi karena
kesalahan pada perhitungan penambahan volume NaCl yang seharusnya (lebih
sedikit NaCl yang diberi daripada yang diharuskan.
Berdasarkan data pengamatan, pada penambahan 0,7 ml
larutan NaCl 1 M suhunya 60°C dan pada penambahan 1,0 ml NaCl sebanyak 55°C. Padahal
seharusnya penambahan NaCl menaikkan suhu karena semakin banyaknya endapan
PbCl2 yang harus dilarutkan.
G. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1)
Kelarutan (S) untuk elektrolit yang bersifat sedikit larut adalah semakin
banyak konsentrasi yang diberikan maka semakin kecil larutannya dan endapan
yang terbentuk semakin banyak.
2)
Panas pelarutan (ΔH) ditentukan dengan sifat ketergantungan Ksp pada suhu.
Semakin besar Ksp maka H semakin kecil.
3)
Maka didapat nilai ΔH = - 2148 kJ/mol
F.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Penyusun.2010.Modul Ajar Praktikum Kimia Fisika.POLNES:Samarinda
http://haryadikimia.blogspot.com/2012/10/laporan.html
http://yaminanggri.blogspot.com/2011/10/laporan-prak-kimia-fisika-i-hasil-kali.html
No comments:
Post a Comment