BAB I
Tujuan
Menentukan berat molekul senyawa
yang mudah menguap dengan pengukuran massa jenis gas.
BAB II
Dasar Teori
Penentuan berat molekul untuk zat
yang mudah menguap (volatil) dapat dilakukan dengan metode penentuan massa
jenis gas dengan menggunakan alat Victor Meyer. Persamaan gas ideal
bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat
molekul senyawa yang mudah menguap (volatil).
Menurut Hukum Boyle, hubungan
antara volume dan tekanan jika massa gas dan suhunya tetap, maka dinyatakan
sebagai volume berbanding terbalik dengan tekanan, yaitu:
Vα 1/P atau PV =
konstanta................................ (1)
Menurut Hukum Charles, hubungan
antara volume dan suhu dapat dinyatakan sebagai volume berbanding lurus dengan
suhu jika massa dan tekanan gas dijaga tetap, yaitu:
Vα atau V/T =
konstanta......................................(2)
Dan menurut hukum Avogardo, suhu dan
tekanan yang sama pada semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul
atau mol yang sama banyak,
V α n atau V/n =
konstanta..................................(3)
Dari ketiga hukum tersebut, maka
suhu, tekanan dan jumlah mol gas itu dapat dinyatakan sebagai berikut:
V α 1/P (T dan n tetap)
V α T (P dan n tetap)
V α n (T dan P tetap)
Jadi, volume (V) berbanding
langsung dengan T dan n, dan berbanding terbalik dengan P, sehingga demikian
didapat suatu persamaan baru, yaitu:
V = nT/P
V = nRT/P atau PV = nRT (n = m/BM)
PV = (m/BM) RT
BM = (d/p) RT dengan d = m/V
Dengan,
BM = Berat Molekul
P = Tekanan gas (atmosfir)
V = Volume gas (liter)
R = tetapan gas ideal
(atm.liter.mol-1.K-1)
d = massa jenis (gram/liter)
T = suhu mutlak (K)
Bila suatu cairan volatil dengan
titik didih lebih kecil dari 100°C ditempatkan dalam labu erlenmeyer tertutup
yang mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya, kemudian labu erlenmeyer
tersebut dipanaskan sampai100°C, cairan yang ada dalam erlenmeyer tersebut akan
menguap dan uapnya akan mendorong udara yang terdapat pada labu erlenmeyer
keluar melalui lubang kecil tadi.
Setelah semua udara keluar uap
cairannya sendiri yang keluar sampai akhirnya uap ini akan berhenti keluar bila
keadaan kesetimbangan dicapai yaitu tekanan uap cairan dalam labu erlenmeyer
sama dengan tekanan udara luar.
Pada kondisi kesetimbangan ini,
labu erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan tekanan
atmosfir, volume sama dengan labu erlenmeyer dan suhu sama dengan suhu titik
didih air dalam penangas air. Labu erlenmeyer ini kemudian diambil dari
penangas air, didinginkan dan ditimbang sehingga massa gas yang terdapat
didalamya dapat diketahui. Kemudian dengan menggunakan persamaan: [BM = (d/p)
RT] berat molekul senyawa dapat ditentukan.
BAB III
Alat dan Bahan
* Alat:
- Labu ukur
- Gelas kimia 100 ml
- Desikator
- Batang Pengaduk
- Termometer
- Labu erlenmeyer
- Karet/tali
- Aluminium foil
- Jarum
* Bahan:
- Aseton
- Hexan
- Aquades
BAB IV
Prosedur Kerja
1. Diambil sebuah erlenmeyer yang
bersih dan kering. Kemudian tutup dengan aluminium foil dan kencangkan dengan
tali atau ikat karet.
2. Ditimbang labu erlenmeyer
beserta aluminium foil.
3. Dimasukkan sebanyak 5 ml cairan
volatil kedalam erlenmeyer. Kemudian menutup kembali dengan aluminium foil dan
mengencangkannya dengan tali.
4. Dan dengan jarum dibuah titik
kecil ada aluminium foil. Direndam dengan penangas air dengan temperatur kurang
dari 100°C.
5. Dibiarkan sampai seluruh cairan
volatil menguap, mencatat temperatur kemudian angkat lalu keringkan bagian labu
kemudian letakkan di desikator untuk mendinginkannya.
6. Ditimbang labu erlenmeyer yang
telah dingin tanpa melepas aluminium foil.
7. Ditentukan volume dari labu
erlenmeyer dengan cara mengisi air sampai penuh. Diukur tekanan atmosfer dengan
termometer.
BAB V
Data Pengamatan
Tabel 1
No.
|
Nama sampel
|
Erlenmeyer kosong
|
Erlenmeyer berisi
|
Massa zat sampel
|
Suhu °C
|
Suhi K
|
Volume erlenmeyer
|
1
|
Aseton
|
96,5 gr
|
103,328 gr
|
6,829 gr
|
85
|
358
|
40,459 gr
|
2
|
Hexan
|
96,5 gr
|
99,584 gr
|
3,084 gr
|
88
|
361
|
18,120028 gr
|
Tabel 2
No.
|
Pengamatan
|
Hexan
|
Aseton
|
1
|
Massa labu ukur +
aluminium foil + tali
|
96,5 gr
|
96,5 gr
|
2
|
Massa erlenmeyer +
volatil
|
99,584 gr
|
103,328 gr
|
3
|
Massa
|
3,084 gr
|
6,829 gr
|
4
|
Massa erlenmeyer +
air
|
106,417 gr
|
106,417 gr
|
5
|
Massa air
|
10,817 gr
|
10,817 gr
|
6
|
Temperatur air
|
85 °C
|
88 °C
|
7
|
Temperatur airnya
(volatil menguap)
|
303 K
|
301 K
|
8
|
Temperatur atmosfer
|
1 atm
|
1 atm
|
BAB VI
Perhitungan
A. BM Secara Praktek:
Bm Hexan (C6H6) = massa sampel . R
. T / V . P
= 3,084 gr .
0,08206 . 358 / 5 ml . 1 atm
= 90,60014 / 5
= 18,120028 gr/mol
Bm Aseton (C3H60) = massa sampel .
R . T / V . P
= 6,829 .
0,08206 . 361 / 5 ml . 1 atm
= 202,299 / 5
= 40,459 gr/mol
B. BM Secara Teori:
BM Hexan:
C = 12 x 6 = 72
H = 1 x 6 = 6
=> 78 gr/mol
BM Aseton:
C = 12 x 3 = 36
H = 1 x 6 = 6
O = 16 x 1 = 16
=> 58 gr/mol
% kesalahan Hexan = Teori -
Praktek x 100% / Teori
= 78 -
18,120028 x 100% / 78
= 76,77%
% kesalahan Aseton = Teori - Praktek x 100% / Teori
= 58 - 40,459 x
100% / 58
= 30,24%
BAB VII
Pembahasan
Menentukan berat molekul senyawa
volatile berdasarkan massa jenis gas dengan menggunakan persamaan gas ideal
adalah salah satu alternatif lain dari metode penentuan massa jenis gas dengan
alat Victor Meyer. Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas
dapat digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa volatile.
Senyawa volatile merupakan senyawa
yang mudah menguap, apalagi bila dipanaskan pada suhu diatas titik didih.
Senyawa volatile yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan Hexan dan
Aseton.
Nilai BM yang kita dapatkan pada
praktek cenderung berbeda dengan nilai BM secara teori. Hal ini biasanya
disebabkan karena tidak semua cairan volatil yang menguap, kembali mengembun
setelah didinginkan akibatnya akan mengurangi massa udara yang dapat masuk
kembali, oleh karena itulah nilai yang diperoleh dikoreksi melalui %kesalahan.
Dan didapat BM Hexan secara teori
adalah 78 gr/mol, sedangkan secara praktek sebesar 18,120028 gr/mol maka
%kesalahannya adalah 76,77%. Serta BM Aseton secara teori adalah 58 gr/mol,
sedangkan secara praktek sebesar 40,459 gr/mol maka %kesalahannya adalah
30,24%.
BAB VIII
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Percobaan yang dilakukan disini
juga mencakup penentuan berat molekul zat cair yang mudah menguap. Sejumlah zat
cair dimasukkan kedalam labu. Kemudian labu dimasukkan kedalam air mendidih,
sehingga seluruh labu terisi uap pada tekanan termometer dan suhu pada titik
didih air. Bila labu dididnginkan dan uap mengembun, maka dapat ditentukan
berat dari uap, sehingga BM dapat diketahui.
Saran:
Saran yang dapat saya berikan pada
Praktikum Kimia Fisika tentang Penentuan Berat Molekul Zat Volatile ini adalah
setiap melakukan praktek, praktikan sebaiknya memperhatikan prosedur kerja
serta keselamatan kerja. Juga mengecek kesiapan dari perlengkapan alat dan
bahan yang digunakan.
BAB IX
Daftar Pustaka
* Modul Ajar Praktikum Kimia
Fisika. Prodi Petro Oleo Kimia. PDD AK Paser. Samarinda: POLNES
*
http://www.kimiadyan.blogspot.com/2011/11/penentuan-berat-molekul.html
Diakses pada 6 Maret 2015 jam
10.00
No comments:
Post a Comment