Total Pageviews

Tuesday, February 10, 2015

<< Penentuan Sabun dan Sifat Sabun
















Penentuan Sabun dan Sifat Sabun
BAB I
Tujuan
1. Menunjukkan reaksi penyabunan dan proses pembuatan sabun di laboratorium.
2. Menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan
BAB II
Dasar Teori
Reaksi penyabunan
Secara umum sabun dibuat dengan mereaksikan suatu lemak atau minyak dengan larutan natrium hidroksida pekat. Hasil reaksi (sabun) adalah suatu senyawa garam natrium dari asam lemak yang digunakan. Proses reaksi ini disebut penyabunan.
Penyabunan ialah hidrolisis suatu ester dengan basa. Reaksi ini disebut penyabunan (saponifikasi dari kata sapon, sabun) sebab jenis reaksi ini digunakan untuk membuat sabun dari lemak.
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah.
Kemungkinan sabun ditemukan orang Mesir Kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Pembuatan sabun oleh suku-suku Jerman dilaporkan oleh Julius Caesar. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalam Zaman Kegelapan (Dark Ages), namun ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan sabun mulai meluas pada abad ke-18.
Diduga ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi (natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu yang mengandung basa seperti kalium karbonat sebagai pengganti lindi (lye=larutan alkali).
Sekali penyabunan itu lebih lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan, gliserol dimurnikan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu.
Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl dan gliserol. Zat tambahan (adiktif) seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun pada saat itu dilelehkan dan dituang kedalam suatu cetakan.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofilik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air.
Sifat-sifat sabun antara lain:
1) Dapat mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan.
2) Sabun dapat mengendap dan mudah tersuspensi dalam air sadah dan meninggalkan residu.
3) Sabun bersifat basa
4) Sabun dengan gugus karboksilatnya surfaktan, "benzalkonium" klorida (N benzil aluminium klorida) bersifat anti bakteri.
BAB III
Alat dan Bahan
1) Alat:
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Spatula
d. Batang pengaduk
e. Hot plate
f. Kaca arloji
g. Gelas kimia
h. Bola hisap
i. Pipet ukur 10ml
2) Bahan:
a. Aquades
b. Minyak kelapa
c. Etanol
d. NaOH
e. Kerosin / minyak tanah
f. Indikator PP
g. NaCl pekat
BAB IV
Prosedur Kerja
1. Pembuatan Sabun
a. Diambil 5ml minyak kelapa dan dimasukkan kedalam cawan penguapan.
b. Ditambahkan 5ml etanol kedalam cawan yang telah berisi minyak kelapa.
c. Ditambahkan 3ml larutan NaOH 10M sambil diaduk. Ditutup cairan dengan kaca arloji.
d. Dipanaskan campuran didalam cawan penguapan.
e. Diteruskan pemanasan hingga tidak berbau alkohol.
f. Didinginkan campuran yang ada didalam cawan penguapan.
g. Diamati apa yang terjadi.
h. Ditambahkan 20ml larutan NaCl pekat ke dalam cawan penguapan.
i. Diamati apa yang terjadi dan tulis hasil pengamatan.
2. Sifat Sabun
a. Dimasukkan 1ml kerosin(minyak tanah) dan 10ml air dalam tabung reaksi.
b. Dihomogenkan campuran dan dicatat pengamatan Anda.
c. Dimasukkan sedikit sabun kedalam tabung reaksi yang berisi kerosin.
d. Dihomogenkan campuran dan dicatat pengamatan Anda.
e. Ditambahkan sedikit campuran jika campuran tidak berubah dan dihomogenkan lagi.
f. Dicatat pengaruh penambahan sabun pada saat dicampurkan kerosin.
g. Dilarutkan sedikit sabun kedalam 10ml air panas ke dalam tabung reaksi yang bersih.
h. Ditambah 8-10 tetes larutan CaCl2.
BAB V
Hasil Pengamatan
A. Pembuatan Sabun
No.            Bahan                Hasil Pengamatan
1.  Minyak kelapa+       Tidak berbau alkohol
     Etanol+NaOH                berwarna keruh
     (Dipanaskan)               
2. Campuran+              Tidak ada endapan
     Pengaduk          Minyak menyatu menjadi
   (Didinginkan) warna keruh dan mengental
3. Campuran+                   Berbusa dan ada
    NaCl                                    endapannya
B. Sifat-sifat Sabun
No.     Bahan                     Hasil Pengamatan
1. Kerosin+air.             Mengendap berwarna
 » dikocok               putih dan bergelembung
2. Sabun+larutan.         Sabun menggumpal 
+kerosin  » Dikocok.         dan warna tetap                
3. Sabun+air panas.     Sabun mengendap
+CaCl2 » Dikocok.         berubah menjadi
                                       gumpalan berwarna                                                                                           putih susu
BAB VI
Pembahasan
Sabun yang biasa digunakan sehari-hari dibuat dengan proses saponifikasi yaitu dengan mereaksikan suatu asam lemak/minyak dengan basa alkali sehingga terbentuk sabun. Minyak yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu minyak kelapa yang banyak mengandung asam oleat. Sedangkan basa alkali yang digunakan yaitu NaOH. Alasan memilih NaOH dan minyak kelapa sebagai bahan baku yaitu karena relatif banyak ditemukan dan harganya ekonomis. Dalam pembuatan sabun, NaOH dibuat berlebih sehingga semua minyak dalam hal ini trigliserida bisa semuanya membentuk sabun. Minyak kelapa yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebanyak 5ml, sedangkan NaOH yang digunakan adalah sebanyak 10M.
BAB VII
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan:
- Sabun yang dibuat dengan reaksi penyabunan (saponifikasi) antar basa alkali dengan minyak/lemak.
- Produk yang dihasilkan pada saponifikasi adalah sabun sebagai hasil utama dan gliserol sebagai hasil samping.
- Sabun yang dihasilkan tidak mengandung asam lemak bebas.
2. Saran:
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum proses kimia terapan kali ini adalah sebaiknya diperiksa atau dicek terlebih dahulu bahan-bahan yang akan digunakan apakah masih layak pakai atau tidak agar terjadi kesalahan dalam pembuatan.
BAB VIII
* http://tonimpa.wordpress.com/2013/04/25/laporan-pembuatan-sabun-saponifikasi/
* http://akhmadazharbasyir.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-kimia-reaksi_23.html
* http://chemistpt.blogspot.com/2012/10/laporan-lengkap_20.html

No comments: