Total Pageviews

Monday, March 2, 2015

=> Total Hardness



Penentuan Total Hardness Dalam Sampel Air Telaga Ungu
Bab I
Tujuan
Untuk mengetahui kadar total hardness yang terdapat dalam air dengan menggunakan metode titrasi kompleksometri.
Bab II
Dasar Teori
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Sr, Mn  dan Zn dalam bentuk garam sulfat, kesadahan dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion magnesium dan kalsium tiap liter sampel air. Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan air total dinyatakan dalam stauan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO.
Cara yang lebih kompleks untuk menentukan kesadahan air adalah melalui titrasi. Titrasi kompleksiometri meliputi reaksi pembentukan kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Contoh dari kompleks tersebut adalah EDTA. Penentuan total hardnes dalam air dapat dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indicator EBT. Pada pH lebih tinggi di atas 12, Mg(OH)2 mengendap, sehingga EDTA hanya dikonsumsi oleh Ca+2. Selain itu dapat digunakan indicator EBT yang dicampur dengan garam dapur(NaCl)
EDTA biasa dikenal sebagai asam etilen diamina tetraasetat, mengandung atom oksigen dan nitrogen yang efektif dalam membentu kompleks yang stabil dengan logam lain yang berbeda.
Bab III
Alat dan Bahan
Alat:
1. Erlenmeyer 250 ml
2. Buret
3. Bulp
4. Pipet tetes
5. Pipet volume
6. Batang pengaduk
7. Spatula
8. Labu ukur
9. Klem dan Statif
Bahan:
1. Buffer pH 10
2. Larutan EDTA 0,1 M
3. Indikator EBT
4. Sampel air
5. Padatan NH4Cl
6. Larutan NH4OH
7. Aquades
Bab IV
Prosedur Kerja
•Larutan buffer pH 10
Ditimbang 17,5 gram NH4Cl dan dimasukkan ke gelas kimia. Lalu dihomogenkan dengan aquades.
Dimasukkan larutan tersebut  dan dicampurkan dengan 142 ml NH40H pekat dalam labu ukur 250 ml, kocok dan encerkan dengan aquades hingga tanda batas.
•Penentuan kesadahan total air
1. Dipipet 100 ml contoh air ke dalam erlenmeyer 250 ml
2. Dipanaskan 5 ml larutan buffer pH 10
3. Ditambahkan 6 tetes EBT (0,25 gr)
4. Dititrasi dengan larutan EDTA 0,1 M
5. Diamati perubahan warna merah menjadi biru
6. Diulangi percobaan secara duplo.
Bab V
Perhitungan
Kesadahan
= 1000/100 x ml titrasi x F.EDTA x BM CaO/BM CaCO2 x 0,1 D
= 10 x 7,5 ml x 0,794 x 56/100 x 0,1 D
= 3,3348 D
Kesadahan total = vblanko-vsampel x 2 x 0,005 x 1000 ppm
                          = 7,5 x 2 x 0,005 x 1000 ppm
                          = 75 ppm
Bab VI
Pembahasan
Asam EDTA (Ethylendiamintetraacetic) merupakan bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil EBT (erichrome black T) ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ± 0,1 maka larutan menjadi berwarna merah muda.
Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah menjadi kompleks larutan akan berubah dari warna merah muda menjadi warna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk memastikan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk memastikan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesadahan air yang telah dilakukan diperoleh hasil 75 ppm
Bab VII
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Mengukur kesadahan air dapat digunakan dengan metode titrasi dengan menggunakan EDTA sebagai titran, berdasarkan hasil praktikum yang ada diperoleh kesadahan sampel air 3,3348 D. Sampel tersebut masih layak digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebab kadar kesadahannya masih dibawah ambang batas normal. Kesadahan dibawah 250 ppm masih dapat diterima tetapi apabila diatas 500 ppm tidak dapat dikonsumsi lagi.
Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum Kimia Analisa Klasik tentang Penentuan Total Hardness dalam Sampel Air ini adalah dalam praktek selanjutnya perlengkapan alat dan bahan lebih dipersiapkan lagi. Agar dapat digunakan seefisen dan seefektif mungkin.
Bab VIII
Daftar Pustaka
* http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/05/analisa-kimia-sampel-air-sungai.html
Diakses pada 25 Februari 2015 jam 10.32
* http://yulianty-nursabil.blogspot.com/2012/09/mengukur-kadar-kesadahan-air-dengan.html
Diakses pada 25 Februari 2015 jam 10.36

No comments: