KIMIA
ANALISA KLASIK oleh Ibu Yuli Yana,S.Pd
Selasa, 10 Februari 2015
Kimia Analisa: cabang ilmu kimia
yang mempelajari pemisahan, identifikasi senyawa kimia baik secara kualitatif
dan kuantitatif menggunakan metode eksperimen.
Analisis meliputi 3 aspek secara
komprehensif,
1. Pengumpulan data
2. Proses pengolahan data
interpretasi
3. Judgement / pengambilan
keputusan
Dua langkah analisis
1. Identifikasi: Analisis
kualitatif
2. Estimasi: Analisis kuantitatif
1. Analisa kualitatif
Mempunyai pengertian adanya
indikasi dari suatu identitas zat kimia pada sampel. Berdasarkan warna, bentuk,
bau maupun titik leleh.
- cara klasik
- cara modern
2. Analisa kuantitatif
Mempunyai pengertian jumlah dari
senyawa dilakukan dengan pengukuran massa atau volume.
- Analisa gravimetri
- Analisa volumetri
- Analisa instrument /
elektrometri
Metode modern (Instrumental)
menggunakan seperangkat alat untuk mengetahui kuantitas fisik, seperti serapan
cahaya, fluoresensi, atau konduktivitas.
Gravimetri merupakan salah satu
metode kimia analitik untuk menentukan kuantitas suhu zat atau komponen dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Analisa kimia dilihat banyaknya
sampel:
1. Analisa makro: berat contoh
> 0,1 gr
2. Analisa semi mikro: berat
contoh antara 10-100 mg
3. Analisa mikro: berat contoh
1-10 mg
4. Analisa ultra mikro: berat
contoh sekitar μg (1μ = 10-6 g)
Beda analitik klasik dan analitik
instrumen (modern)
Analitik klasik:
- cara lama, sejak awal kimia
analitik
- tidak diperlukan alat-alat rumit
- ukuran komponen sampel cukup
besar
- berdasar reaksi kimia dan
persamaan stoikiometri
- berdasar interaksi materi-materi
Analisa instrumental:
- cara baru, sejalan perkembangan
IPTEK
- diperlukan alat yang lebih rumit
- ukuran sampel kecil
- berdasar pengukuran besaran
fisika non stoikiometri
- berdasar interaksi energi materi
Teknik Sampling
Sampling merupakan pengambilan
cuplikan atau contoh yang mewakili dari materi yang akan dianalisa. Untuk
keperluan analisis kuantitatif maka sampling cuplikan harus representatif,
artinya, dapat mewakili keseluruhan materi yang akan dianalisis.
Sampling dapat dibedakan menjadi
3, yaitu sampling padat, sampling cair, dan sampling gas.
Sampel gas
- berbentuk gas cukup homogen
- dialirkan ke dalam tabung
tertutup yang dilengkapi katup-katup dan kran-kran serta pipa-pipa penghubung
- tabung tersebut dilengkapi
pengontrol tekanan dan temperatur
Sampel cair
- sampel cair yang akan
dihomogenkan terlebih dahulu dengan cara pengadukan.
- pengambilan sampel cair dalam
badan air di bumi dilakukan dengan disesuaikan analit yang akan ditentukan,
misalnya pengambilan sampel permukaan, kedalaman tertentu.
Sampel padat
- mempunyai tingkat homogenitas
rendah
- salah satu cara pengambilan
sampel adalah dengan melakukan penggerusan dan dicampur sampai homogen
Pengertian Larutan
Dalam kimia, larutan adalah
campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit
di dalam larutan disebut (zat) terlarut / solut, zat yang jumlahnya lebih
banyak disebut pelarut / solven,
Komposisi zat pelarut dan terlarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
percampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan /
solvasi.
Besaran dan satuan dalam larutan
*satuan konsentrasi
*konsentrasi larutan: merupakan
cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
*konsentrasi: jumlah zat tiap
satuan volume
Molaritas (M)
Adalah jumlah mol zat terlarut
dalam satu liter larutan. Rumus: M = mol/volume, n = gr/Mr
Contoh:
Berapakah molaritas 0,4 gram NaOH
(Mr 40) dalam 250 mL larutan?
Jawab:
n = gr/Mr
= 0,4 / 40 = 0,01
M = n/volume
=0,01 / 0,25 = 0,04
Normalitas (N)
Merupakan jumlah mol ekivalen zat
terlarut per liter larutan. N = M x Valensi zat
Asam/basa: jumlah mol proton/OH
yang diperlukan untuk menetralisir suatu asam/basa.
1 mol Ca(OH)2, akan dinetralisir
oleh 2 mol proton.
Redoks: jumlah mol elektron yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi/mereduksi suatu unsur.
Molalitas(m)
Adalah jumlah mol zat terlarut
dalam 1000 gr zat pelarut, m = n/1000gr
Fraksi mol (X): perbandingan
antara jumlah mol suatu komponen.
Persen volume (%v/v)
Menyatakan jumlah volume zat
terlarut dalam 100 ml larutan. %volume = v komponen / vcampuran X 100%
Ppm (bagian per juta):
Massa komponen larutan (g) per
1juta g larutan. Untuk pelarut air, 1 ppm setara dengan 1mg/Liter.
Ppm volume = v zat/vlarutan X 106
ppm
Ppm massa = m zat/mlarutan X 106
ppm
Contoh:
Dalam 2kg air terdapat 20 mg
Merkuri(Hg), hitunglah bpjnya!
Jawab:
Ppm massa = 2 x 10-2 gr
2 x 103 gr . 106
ppm
= 1 x 10-5 gr . 106
ppm
= 1 x 10-1 = 10 ppm
Rabu, 11 Februari 2015
KONVERSI SATUAN KONSENTRASI
*Hitunglah %massa dari larutan NaI
0,2 molal (Mr NaI = 150)!
Jawab:
m NaI = 0,2 molal
Mr NaI = 150 gr/mol
%massa (b/b)?
m = n/1kg
0,2 mol/kg = n/1kg
n = 0,2
mol/kg x 1kg
= 0,2
mol
n = gr/Mr
0.2 mol = gr / 150 gr/mol
gr = 150
gr/mol x 0,2 mol
= 30 gr
Massa campuran = m ter + m pel
= 30 gr + 1000 gr
= 1030 gr
% massa = 30/1030 X 100%
= 0,029
x 100%
= 2,9 %
*Hitung %massa dari 0.5 molar larutan NaOH dengan densitas 1,2
gr/mL!
Jawab:
[NaOH] = 0,5 M
ρ = 1,2 gr/mL
%massa(b/b)?
M =
n/volume
0,5 mol/L = n/1L
n = 0,5
mol/L x 1L
= 0,5
mol
gr = mol x Mr
= 0,5 mol x
40 gr/mol
= 20 gr
V larutan = 1L = 1000 mL
massa = v x ρ
= 1000
ml x 1,2 gr/ml
= 1200
gr
%massa = 20/1200
X100%
= 0,016
x 100%
= 1,6 %
Contoh Soal:
*Larutan urea CO(NH2)2 mempunyai konsentrasi 10 molal,
berapa %urea dalam larutan tersebut?
Jawab:
Mr urea = 60
M = 10 molal
m = n/1kg
= 10 mol/kg x 1kg
= 10 mol
gr = n x Mr
= 10 mol x 60
gr/mol
= 600 gr
Mpelarut = 1kg = 1000 gr
Mcampuran = m ter + m pel
=
600 + 1000 = 1600 gr
%massa = 600/1600 X 100%
= 37,5 %
*Larutan HCl 10 molar dengan massa jenis 1,015 kg/L. Berapa
molalnya?
Jawab:
Mr Hcl = 36,5
M = n/volume
10 mol/L = n/1L
n = 10
mol/L x 1L
= 10 mol
gr = n x Mr
= 10 mol x 36,5
gr/mol
= 365 gr
V larutan = 1L
mlarutan = vlar x ρ
= 1L x
1,015 kg/L
= 1,015
kg = 1015 gr
massa pel = massa larutan - massa ter
= 1015
gr - 365 gr
= 650 gr
m = n/p
= 10 mol / 0,65 kg
= 15,38 mol/kg
Selasa, 17 Februari 2015
1. Dari larutan asam sulfat pekat 96%, memiliki massa jenis
1,84 gr/mL. Jika larutan tersebut diambil 10 ml, tentukan berapa ml air yang
ditambahkan jika ingin membuat larutan tersebut menjadi 5%?
Jawab:
V = 10 ml
Rho = 1,84 gr/mL
% massa= 5%
1) Mencari massa larutan H2SO4
massa zat = V x ρ
= 10
ml x 1,84 gr/ml
=
18,4 gr
2) Massa H2SO4 sendiri
= massa larutan x
konsentrasi
= 18,4 gr x 96%
= 17,664 gr
3) Massa air
M air = m larutan - m H2SO4
= 18,4 gr -
17,664 gr
= 0,736 gr
4) % massa = m
zat/ m campuran
5% =
m H2SO4/(m H2SO4 + m air + X)
5% =
17,664/(17,664 + 0,736 + X)
0,05 =
17,664/(18,4 + X)
0,05(18,4 + X) = 17,664
0,92 + 0,05X =
17,664
0,05X =
17,664 - 0,92
X
= 16,744/0,05
= 334,88 gr
V = m x ρ
= 334,88 gr x 1
gr/ml
= 334,88 ml
2. Di dalam sebuah laboratorium terdapat kristal murni NaCl.
Kamu diperintahkan untuk membuat 200 ml larutan NaCl 1 molar (1 mol/L).
Dik: V = 200 ml
M NaCl = 1 mol/L
Dit: gr NaCl?
Jawab:
M = n/V
n = M x V
= 1 mol/L x 0,2 L
= 0,2 mol
n = gr/Mr
0,2 mol = gr/58,5
gr = 0,2 mol
x 58,5 gr/mol
= 11,7 gr
Rabu, 18 Februari 2015
Pembuatan Larutan
Pada pengenceran asam-asam sulfat pekat maka yang dilakukan
adalah dengan cara menambahkan asam sulfat pada aquades bukan sebaliknya. Hal
ini disebabkan perbedaan massa jenis kedua zat tersebut. Sehingga air akan mengapung
di atas asam sulfat karena massa jenisnya lebih rendah.
Untuk membuat larutan 250 ml larutan K2CrO4 0,25 M dari
kristal K2CrO4:
1) Menghitung jumlah mol dari larutan
Mol K2CrO4 = 250 ml x
0,25 M
=
0,25 L x 0,25 mol/L
= 0,0625 mol
2) Menentukan jumlah zat yang dilarutkan
Gr K2CrO4 = mol x Mr K2CrO4
=
0,0625 mol x 194 g/mol
=
12,125 gr
Jadi, jumlah kristal K2CrO4 yang harus ditimbang adalah
12,125 gr
Penimbangan sebaiknya menggunakan timbangan yang memiliki
ketelitian tinggi dan menggunakan kaca arloji. Kristal yang telah ditimbang
dilarutkan dalam aquades pada gelas ukur.
Pembuatan dari Larutan Pekat
Untuk membuat 200 ml larutan asam sulfat encer dari larutan
asam sulfat (H2SO4) pekat 98% 4M
1) Menghitung molaritas larutan dengan rumus:
M1 = ρ x 10 x kadar /
Mm
= 1,8 x 10 x 98 / 98
= 18 mol/L
2) V1 x M1 =
V2 x M2
V1 x 18 mol/L =
200 ml x 4 mol/L
V1 x 18 mol/L =
0,2 L x 4 mol/L
V1 = 0,8 mol : 18 mol/L
= 0,04444 L
= 44,44 ml
3) Lalu diambil 44,44 ml asam sulfat pekat menggunakan pipet
ukur
4) Larutkan ke dalam sekitar 100 ml aquades dalam gelas
kimia 200 ml
5) Setelah larutan dingin, pindahkan ke dalam labu ukur 200
ml ditambah aquades hingga volume tepat 200 ml.
Rabu, 25 Februari 2015
PH Larutan
PH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan, atau benda.
PH = 7 normal, ph < 7 asam, ph > 7 basa
Ph 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi
Ph 14 menunjukkan derajat kebasaan yang tinggi
Ph adalah negative logaritma dari aktivitas ion hydrogen. Ph
= -log [H+]
Banyaknya larutan yang terurai menjadi ion dinamakan derajat
ionisasi.
Suatu elektrolit yang derajat ionisasinya besar mendekati 1
disebut elektrolit kuat sedangkan yang derajat ionisasinya kecil mendekati 0
disebut elektrolit lemah. Ionisasi memunyai ketetapan dengan rumus: K = (H+)
+ (OH-) / (H2O)
Larutan netral: larutan yang konsentrasi ion H+ =
konsentrasi ion OH-
Konsentrasi H+ = 10-7 mol/L, hasil
kali konsentrasi ion H+ dengan OH- = 10-14,
konsentrasi OH- = 10-7
Asam = H+ + A = HA
Asam adalah suatu zat yang dapat memberikan proton
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif
(kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa
bermuatan).
Ion monoatomik: ion dengan satu atom, ion poliatomik: ion
dengan banyak atom
CaSO4 = Ca2+ + SO4-2
Pb(NO3) = Pb2+ + 2NO3
(NH4)2 SO4 = 2NH4+ + SO4-2
FeSO4 = Fe2+ + SO4-2
Na3PO4 = 3Na + PO4-3
Rabu, 4 Maret 2015
Derajat atau tingkat keasaman larutan bergantung pada
konsentrasi ion H dalam larutan. Konsep PH yaitu = negative logaritma
konsentrasi ion H+ yang dituliskan [-log = P] [PH = -log [H+]]
dengan ketentuan [1 x 10-n = n] [X . 10-n = n -log x]
Contoh:
[H+] = 1 x 10-3
PH = -log [1 x 10-3]
PH =
3
[H+] = 5 x 10-2
PH =
-log [5 x 10-2]
= 2 -log 5
= 2 - 0,69
= 1,31
Hitung [H+] Jika PH nya:
A) 3,4 (log 4 = 0,6)
Jawab:
PH = 3,4
[H+] = 4 - 0,6
= 4
- log 4
[H+] = 4 x 10-4
B) 2 log3 = 3 x 10-2
Konsep POH sama dengan halnya larutan
asam, konsentrasi ion OH sama dengan negative
logaritma konsentrasi OH atau dituliskan POH =
log[OH-]
Contoh:
[0,002] = ?
OH = - log [2 x 10-3]
= 3 - log 2
= 3 - 0,3
= 2,7
PH = 14 - POH
= 14 - 2,7
= 11,3
Keseimbangan air
H2O <=> H+ + OH-
10-7
10-7
PH = 7
[H+] = 10-7
Kw = [H+] [OH-] / H2O
Kw = [H+] [OH-]
10-14 = 10-7 10-7
Kw =10-14
PKw = 14
Kw = [H+]
[OH-]
-log Kw = -log
([H+] [OH-])
PKw = PH + POH
14 = PH + POH
PH = 14 - POH
Contoh:
1. Tentukan berapakah konsentrasi OH jika PH larutannya 12!
PH = 12
POH = 14 - 12
= 2
POH = -log
[OH-]
=
-log [1 x10-2]
[OH-] = 1 x 10-2
2. Tentukan PH jika konsentrasi OH sama dengan
2 x 10-5
[OH] = 2 x 10-5
= 5 -log 2
= 5 - 0,3
POH = 4,7
PH = 14 - 4,7
= 9,3
Rabu, 11 Maret 2015
Reaksi Penetralan
Asam + Basa ->
Garam + Air
Contoh:
1) HNO3 + KOH = KNO3 + H2O
K+ + NO3- -> KNO3
H+ + OH- -> H2O
2) Larutan asam klorida ditambah kalsium hidroksida
2HCl + Ca(OH)2 = CaCl2 + 2H2O
Ca2+ + 2Cl- -> CaCl2
2H+ + 2OH- -> 2H2O
3) Larutan barium hidroksida dengan larutan asam asetat
Ba(OH)2 + 2CH3COOH = Ba(CH3COO)2 + 2H2O
Ba2+ + 2CH3COO- -> Ba(CH3COO)2
2H+ + 2OH- -> 2H2O
4) Asam peklorat dengan kalsium hidroksida
HClO4 + Ca(OH)2 = Ca(ClO4)2 + 2H2O
2ClO4 + Ca2+ -> Ca(ClO4)2
2H+ + 2OH- -> 2H2O
A. Derajat Ionisasi
α = Σ zat meng-ion
Σ zat mula-mula
adalah perbandingan antara zat yang meng-ion dengan zat
mula-mula.
- elektrolit kuat mendekati 1
- elektrokit lemah mendekati 0
- non elektrolit = 0
B. Tetapan Ionisasi Asam (Ka)
HCl -> H+ + Cl-
CH3COOH <=> CH3COO- + H+
Ka = [CH3COO-] [H+]
[CH3COOH]
HA <=> H+
+ A-
Ka = [H+] [A-]
[HA]
C. Hubungan derajat ionisasi (α) dengan tetapan ionisasi
asam (Ka)
α = Σ zat meng-ion
Σ zat mula-mula
α = Σ zat meng-ion
M
Σ zat mengion = M α
HA <=> H+
+ A-
Ka = [M α] [M α]
M(1- α)
1 - a = 1
Ka = [M α] [M α]
M
Ka = Mα2
a2 = Ka / M
=> a = √ Ka / M (asam)
√ Kb / M (basa)
* Menghitung PH
a. Asam Kuat
H2SO4 -> 2H+ + SO4-2
0,01 0,02
0,01
[ H+] = M x Valensi
= 0,01 x 2
= 0,02
PH = -log [ H+]
= -log 2 x 10-2
= 2 -
log 2
= 2 - 0,3
= 1,7
b. Asam Lemah
- jika diket Ka
HA <=> H+
+ A-
Ka = [H+] [A-]
[HA]
Ka = [H+] [A-]
M
[ H+] = [A-]
Ka = [H+]2
M
[H+]2 = Ka x M
[H+] = √ Ka x M
Untuk basa lemah: [OH-] = √ Kb x M
- jika diket α
[H+] = M x α
Tentukan PH larutan berikut:
a. CH3COOH 0,05 M; Ka = 1,8 x 10-5
[H+] = √ Ka x M
= √ 1,8 x 10-5
. 5 x 10-2
= √ 9 x 10-7
= 3 x 10-3,5
PH = -log
[H+]
= -log [3 x 10-3,5]
= 3,5 - log 3
= 3,5 - 0,48
= 3,02
b. HCN 0,1 M; α = 0,01
[H+] = M x α
= 0,1 x 0,01
= 1 x 10-3
PH = -log [H+]
= -log [1 x 10-3]
= 3
c. Ca(OH)2, 0,005 M
Ca(OH))2 -> 2OH- + Ca2+Cl
0,005 0,01
0,005
OH- = M x Valensi
= 0,005 x 2
= 0,01
[OH-] = 1 x 10-2
POH = -log [OH-]
= -log [1 x 10-2]
= 2
PH = 14 - POH
= 14 - 2
= 12
d. NH3 0,02 M, α = 0,01
[OH-] = M x α
= 0,02 x 0,01
= 2 x 10-4
POH = -log [OH-]
= -log [2 x 10-4]
= 4 -log 2
= 4 - 0,3
= 3,7
PH = 14 - POH
= 14 - 3,7
= 10,3
e. NH3 0,01 M; Kb = 1 x 10-5
[OH-] = √ Kb x M
= √ 1 x 10-5 . 10-2
= √ 1 x
10-7
= 1 x 10-3,5
POH = -log [OH-]
= -log 10-3,5
=
3,5
PH = 14 - POH
= 14 - 3,5
= 10,5
* PH Garam
1. Garam yang berasal dari asam kuat + basa kuat. (PH= 7)
HCl + NaOH -> NaCl + H2O
2. Garam yang berasal dari basa kuat + asam lemah. (sifatnya
basa)
BOH -> B+ + OH-
B+ + H2O -> tidak dapat
HA -> H+
+ A-
A-+ H2O <=> HA + OH-
Kh = [HA] [OH-]
[A-]
[HA] = [OH-]
Kh = [OH-]2
M
[OH-]2 = Kh x M
[OH-] = √ Kh x M -> pers 1
[ H+] = √ Kh x M (asam)
Hubungan Kh dan Ka
HA -> H+
+ A- Ka => Kw = Ka x Kh
A-+ H2O <=> HA + OH- Kh Kh = Kw / Ka
H2O <=> H+
+ OH- Kw
Asam:
[ H+] = √
Kw/Kb x M (kation)
Basa:
Substitusi pers 1
[OH-] = √
Kw/Ka x M (anion)
3. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
[ H+] = √
Kw x Ka / Kb
Kh = Kw / Ka x Kb
Tentukan PH larutan Ca(CH3COO)2 0,1 M, Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5
CH3COOH + Ca(OH)2 -> Ca(CH3COO)2 + H2O
Asam lemah Basa kuat
Ca(CH3COO)2 -> Ca + 2CH3COO
0,1 0,1 0,2
[OH-] = √
Kw/Ka x M
= √ 1
x 10-14/1,8 x10-5 .
0,2
= √ 0,56 x 10-9 . 2 x 10-1
= √ 1,11 x 10-10
= 1,05 x 10-5
POH = -log [OH-]
= -log [1,05 x
10-5]
= 5 -log 1,05
= 5 - 0,02
= 4,98
PH = 14 - POH
= 14 - 4,98
= 9,02
Selasa, 17 Maret 2015
Tugas!
Kelompok 3:
1. Bella Rabbiatul Qadar
2. Zeniana Hakim
3. Andini Yulia Dewi
4. Rahmad Darma Wisesa
5. Masni
6. Tunggul Badriyanto
7. Selviana Massel
SOAL PH LARUTAN
- Berapakah konsentrasi ion OH- dalam larutan yang mengandung ion H+ 0,05 M?
- Tentukan [H+] dan [OH-] dalam larutan yang nilai PH-nya:
a. 2 -log
5
b. 4,3
(diketahui log 5 = 0,7)
c. 10,7
(diketahui log 2 = 0,3)
- Jika larutan P mempunyai PH = 5 dan larutan Q mempunyai PH = 6, maka tentukan perbandingan konsentrasi!
- Sebanyak 10 ml larutan asam asetat dengan PH = 3 dicampurkan dengan 90 ml air. Berapakah PH larutan asam asetat itu sekarang? (Ka = 1 x 10-5)
- Hidrazin (N2H4) tenon Menurut persamaan = N2H4 + H20 -> N2H5+ + OH- Jika pada suhu tertentu, Kb N2H4 = 1,6 x 10-6 dan Kw = 1 x 10-14, maka konsentrasi ion H+ dalam larutan hidrazin 0,1 M adalah...
- Buatkan reaksi penetralan asam-basa berikut:
a. Asam
Klorida dan Amonium Hidroksida
b. Asam
Asetat dan Kalium Hidroksida
c. Asam
peklorat dan Amonium Hidroksida
d. Asam
sulfida dan Barium Hidroksida
- Asam HX 0,1 M mempunyai PH yang sama dengan larutan HCl 0,001 M. Tentukan nilai tetapan ionisasi (Ka) asam HX itu!
8.
Sebanyak 3,7 gram Ca(OH)2 dilarutkan dalam 5
liter air. Tentukan PH larutan itu!
9.
Berapa gram NaOH diperlukan untuk membuat 10
liter larutan dengan PH = 12?
10.
Tentukan tetapan hidrolisis dari NaCH3COO. Jika
diketahui Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5
11.
PH NaCN 0,1 M (Ka HCN = 6,2 x 10-10)
12.
Tentukan nilai tetapan hidrolisis (Kh) dari
larutan NH4Cl 0,1 M (Kb NH3 = 1,8 x10-5)
13.
Tentukan PH larutan (NH4)2SO4 0,05 M (Kb NH3 =
1,8 x 10-5)
Jawab:
1. [H+] x [OH-] = Kw
5 x 10-2
. [OH-] = 10-14
[OH-] = 10-14
5 x 10-2
= 0,2 x 10-12
= 2 x 10-13
2. a) 2 -log 5
= -log
[ 5 x 102]
[H+]
= 5 x 102
b) 4,3 (diketahui log 5 = 0,7)
= 5
-log 5
=
-log [5 x 10-5]
[H+]
= 5 x 10-5
c) PH = 10,7
POH = 14 -
10,7 = 3,3
POH = -log
[OH-]
3,3 = -log
[OH-]
3,3 = 4 -log 5
[OH-]
= 5 x 10-4
3. PH
P = 5 => [P] : [Q].
[P] = 10-5 10-5 : 10-6
PH Q = 6 1 : 0,1
[Q] = 10-6
4. PH = 3
H+
= 10-3
V1.M1 =
V2.M2
10 . 10-3
= 100 . M2
10-2
= 100 . M2
M2 = 102
: 10-2 = 10-4
[H+]
= √ Ka x M
= √ 10-5
. 10-4
= √ 10-9
H+ =
10-4,5
PH = -log [H+]
= -log 10-4,5
= 4,5
5. N2H4 + H20
-> N2H5+ + OH-
0,1 0,1 0,1
[ H+]
= √ Kw/Kb x M kation
= √ 10-14/1,6
x 10-6 X 0,1
= √
6,25 x 10-10
= 2,5
x 10-5
6. a)
HCl + NH4OH -> NH4Cl + H2O
Cl-
+ NH4+ -> NH4Cl
H+
+ OH- -> H2O
b) CH3COOH +
Ca(OH)2 -> Ca(CH3COO)2 + 2H2O
2H+
+ 2OH- -> 2H2O
Ca2+
+ CH3COO- -> Ca(CH3COO)2
c) HClO4 +
Ca(OH)2 -> Ca(ClO4)2 + 2H2O
ClO4-
+ Ca2+ -> Ca(ClO4)2
2H+
+ 2OH- -> 2H2O
d) 2H2S +
2Ba(OH)2 -> (Ba)2SO3 + 4H2O
2Ba2+
+ SO32- -> (Ba)2SO3
2H+
+ 2OH- -> 4H2O
7. [H+]
= M x Valensi
=
0,001 x 1
= 10-3
[H+]2
= Ka x M
[10-3]2
= Ka x 0,1 M
10-6 /
0,1 = Ka
Ka =
10-5
8. n = gr / Mr
= 3,7 /
74 = 0,05 mol
M = n / V
= 0,05 / 5
= 0,01 M
Ca(OH)2 ->
Ca2+ + 2OH-
0,01 0,01
0,02
[OH-]
= M x Valensi
= 0,01
x 2 = 0,02 M
POH = -log [OH-]
= -log
[2 x 10-2]
= 2
-log 2
= 2 -
0,3 = 1,7
PH = 14 - POH
= 14 - 1,7
= 12,3
9. NaOH -> Na+
+ OH-
PH = 12
POH = 14 - 12 =
2
POH = -log [OH-]
= -log
10-2
OH-
= 1 x 10-2
[OH-]
= M x Valensi
10-2
= M x 1
M = 10-2
M = n / V
-> n = M . V = 10-2 . 10 = 0,1 mol
n = gr / Mr
-> gr = n . Mr = 0,1 . 40 = 4 gr
10. [OH-]
= Kw / Ka
=
10-14 / 1,8 x 10-5
= 0,556 x 10-9
11. PH NaCN = 0,1
M
Ka HCN = 6,2
x 10-10
[OH-]
= √ Kw/Ka x M kation
= √ 10-14/6,2
x 10-10 X 0,1
= √
0,16 x 10-5
= √ 16
x 10-7
= 4 x 10-3,5
P0H = -log [OH-]
= -log
[4 x 10-3,5]
= 3,5
-log 4
= 3,5 -
0,6 = 2,9
PH = 14 - POH
= 14 -
2,9 = 11,1
12. [H+]
= √ Kw/Kb x M
= √
1x10-14/1,8x10-5 X
0,1
= √
0,56 x 10-9 . 0,1
= √
0,56 x 10-10
=
0,75 x 10-5
[H+]2
= Ka x M
Ka = [H+]2
/ M
= [0,75 x
10-5]2 / 0,1
= 0,5625
x 10-11 / 0.1 = 5,625 x 10-10
Kh = Kw /
KaxKb
= 1 x 10-14
/ 5,625 x 10-10 . 1,8 x 10-5
= 1 x 10 -14
/ 10,125 x 10-15 = 0,986
13. (NH4)2SO4
-> 2NH4+ + SO42-
0,05 0,1 0,05
[H+]
= √ Kw/Kb x M kation
= √ 10-14/1,8
x 10-5 X 0,1
= √
0,56 x 10-10
= 0,75
x 10-5
PH = -log [H+]
= -log
[0,75 x 10-5]
= 5 -log
0,75
= 5 +
0,1276 = 5,1276
Selasa, 14 April 2015
Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan
Kelarutan adalah jumlah zat maksimal/maksimum yang dapat
larut dalam sejumlah pelarut. Larutan dipengaruhi oleh suhu. Satuannya gram/100
gram pelarut, bila sukar larut mol/L (S = n/V).
Contoh:
Ag2CrO4 dilarutkan kedalam 100 ml air sebanyak 4,35 mg.
Tentukan S nya!
=> Mr Ag2CrO4 = (108 x 2) + 52 + (16 x 4) = 332 gr/gr mol
435 mg = 0,00435 gr
n = gr / Mr = 0,00435 gr / 332 gr/gr mol = 1,3 x 10-5
mol
100 ml = 0,1 L
S = n/V = 1,3 x 10-5 mol / 10-1 L =
1,3 x 10-4 mol/L
Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
Ag2CrO4 <=> 2Ag+ + Cro4-2
S 2S S
Ksp = [Ag+]2 [CrO4-2]
= (2S)2
. (S)
= 4S2
. S = 4S3
Ksp/4 = S3
S = 3√ Ksp / 4
Tentukan hasil kali kelarutan dari:
a. Ni3(AsO4)2
Ni3(AsO4)2 <=> 3Ni2+ + 2AsO4-3
S 3S 2S
Ksp = [Ni2+]3 [AsO4-3]2
= (3S)3
. (2s)2
= 27S3
. 4S2
= 108S5
S5 = Ksp / 108
S = 5√Ksp / 108
b. MgC2O4 <=> Mg2+ + C2O4-2
S S S
Ksp = [Mg2+] [C2O4-2]
= (S) . (S)
= S2
S = √ Ksp
Sebanyak 100 ml larutan jenuh magnesium florida (MgF2) pada
18°C diperoleh 7,6 mg MgF2 padat.
Tentukan berapa Ksp MgF2 pada suhu 18°C!
=> Mr = 24 + (19x2) = 62 gr/gr mol
7,6 mg = 0,0076 gr
V = 100 ml = 0,1 L
n = gr / Mr = 0,0076 gr / 62 gr/ gr mol = 1,226 x 10-4
mol
S = n / V = 1,226 x 10-4 mol / 10-1 L
= 1,226 x 10-3 mol/L
MgF2 <=> Mg2+ + 2F-
S S 2S
Ksp = [Mg2+] [ F-]2
= (S) . (2S)2
= S . 4S2
= 4S3
Ksp = 4 (1,226 x 10-3)3
= 7,3711 x 10-9
No comments:
Post a Comment