"PENENTUAN
SPECIFIC GRAVITY MINYAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PIKNOMETER"
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan bobot
jenis dan rapat jenis dari air suling, solar, bensin, pertamax dan pertalite
dengan menggunakan piknometer.
II. DASAR TEORI
2.1 Penentuan bobot
jenis dengan piknometer
Penentuan bobot jenis
suatu zat cair (air suling, bensin, pertalite, pertamax dan solar) dengan
metode piknometer kosong dan berisi zat cair yang diuji. Selisih dari
penimbangan adalah massa zat cair tersebut pada pengukuran suhu kamar (25°C)
dan dalam volume konstan, tertera pada piknometer. Maka bobot jenis zat cair
tersebut adalah massanya sendiri dibagi dengan volume piknometer, dengan satuan
g/ml.
2.2 Penentuan rapat
jenis dengan piknometer
Penentuan rapat jenis
suatu zat cair (air suling, bensin, pertalite, pertamax dan solar) dengan
metode piknometer, dimana rapat jenis zat cair tersebut adalah bobot jenisnya
sendiri yang diperoleh dari pengukuran sebelumnya dengan piknometer, dibagi
dengan bobot jenis air suling pada suhu 25°C, tanpa menggunakan satuan.
2.3 Bobot jenis dan
rapat jenis
Bobot jenis adalah suatu
besaran yang menyatakan perbandingan antara massa (g) dengan volume (ml), jadi
satuan bobot jenis g/ml. Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot
jenis sampel dengan bobot jenis air suling, jadi rapat jenis tidak memilki
satuan.
Bobot jenis suatu zat
adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu
tertentu (biasanya 25°C). Rapat jenis (specific gravity) adalah perbandingan
antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai
25°/25°, 25°/4°, 4°/4°). Angka pertama menunjukkan temperatur udara dimana zat
ditimbang, angka dibawah garis miring menunjukkan temperatur air yang dipakai.
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan metode piknometer, neraca
hidrostatik, neraca Mohr-Westphal dan areometer. (Mustafa dan Sahraeni, 2015)
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
3.1.1 Botol semprot 1
buah
3.1.2 Bulp 1 buah
3.1.3 Gelas ukur 500 ml
1 buah
3.1.4 Gelas ukur 100 ml
2 buah
3.1.5 Gelas ukur 50
ml 3 buah
3.1.6 Piknometer 10 ml 1
buah
3.1.7 Pipet volume 10 ml
1 buah
3.1.8 Oven 1 buah
3.1.9 Termometer 1 buah
3.1.10 Neraca Digital 1
buah
3.2 Bahan
3.2.1 Air suling
3.2.2 Bensin
3.2.3 Pertamax
3.2.4 Pertalite
3.2.5 Solar
3.2.6 Alkohol
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Disiapkan alat dan
bahan
4.2 Dibersihkan
piknometer dengan air suling, kemudian dibilas dengan alkohol.
4.3 Dikeringkan
piknometer dalam oven pada suhu 100°C selama 30 menit, lalu didinginkan pada
suhu kamar.
4.4 Dikeluarkan
piknometer kemudian ditimbang bobotnya pada neraca digital, hasilnya dicatat
secara triplo.
4.5 Dimasukkan dalam
gelas ukur berisi es/air dingin, piknometer kosong tadi sampai mencapai 25°C dan ditimbang serta dicatat
secara triplo.
4.6 Dikeluarkan air yang
ada didalam piknometer lalu dibilas dengan alkohol lalu dikeringkan.
4.7 Diisikan piknometer
kosong dengan sampel air suling sebagai pembanding. Lalu diisi sampel lain
yaitu bensin, pertamax, pertalite dan solar dengan volume sesuai piknometer
secara triplo dengan prosedur yang sama.
4.8 Dihitung bobot jenis
masing-masing sampel termasuk air suling, dengan cara menghitung selisih dari
penimbangan piknometer berisi sampel dengan piknometer kosong dibandingkan
volume sampel.
V. DATA PENGAMATAN DAN
PERHITUNGAN
5.1 Pengukuran bobot
piknometer
No
|
Pengulangan ke
|
Berat (gr)
|
1
|
1
|
15,0826
|
2
|
2
|
15,0825
|
3
|
3
|
15,0828
|
|
Rata-rata
|
15,0826
|
5.2 Pengukuran bobot
sampel
No
|
Nama Sampel
|
Pengamatan (gr)
|
Rata-rata (gr)
|
||
1
|
2
|
3
|
|||
1
|
Bensin
|
22,4304
|
22,4296
|
22,4290
|
22,4297
|
2
|
Pertalite
|
22,5279
|
22,5266
|
22,5258
|
22,5268
|
3
|
Pertamax
|
22,5843
|
22,5835
|
22,5839
|
22,5839
|
4
|
Solar
|
23,4214
|
23,4214
|
23,4214
|
23,4214
|
5
|
Air
|
25,0518
|
25,0503
|
25,0498
|
25,0506
|
5.3 Nilai bobot jenis
dan rapat jenis
No
|
Nama Sampel
|
ρ(gr/ml)
|
Rapat jenis
|
1
|
Bensin
|
0,73471
|
0,7371
|
2
|
Pertalite
|
0,74442
|
0,7468
|
3
|
Pertamax
|
0,75013
|
0,7525
|
4
|
Solar
|
0,83388
|
0,8338
|
5
|
Air
|
0,99680
|
1
|
5.4 Perhitungan
5.4.1 Bobot piknometer
kosong
Bp = (15,0826 + 15,0825
+ 15,0828) gr / 3
= 45,2479 gr / 3 = 15,0826 gr
5.4.2 Bobot jenis
1. Bobot jenis air
Bobot air = bobot air
pada piknometer - piknometer kosong
= 25,0506 gram - 15,0826
gram
= 9,968 gram
Bobot jenis air = bobot
air / volume
= 9,968 gram / 10
ml
= 0,9968 gram/ml
2. Bobot jenis solar
Bobot solar = bobot
solar pada piknometer - piknometer kosong
= 23,4214 gram -
15,0826 gram
= 8,3388 gram
Bobot jenis solar =
bobot solar / volume
= 8,3388
gram / 10 ml
= 0,83388
gram/ml
3. Bobot jenis pertamax
Bobot solar = bobot solar
pada piknometer - piknometer kosong
= 25,5839 gram -
15,0826 gram
= 7,5013 gram
Bobot jenis solar =
bobot solar / volume
= 7,5013
gram / 10 ml
= 0,75013 gram/ml
4. Bobot jenis bensin
Bobot bensin = bobot
bensin pada piknometer - piknometer kosong
= 22,4297 gram -
15,0826 gram
= 7,3471 gram
Bobot jenis bensin =
bobot bensin / volume
= 7,3471 gram / 10
ml
= 0,73471
gram/ml
5. Bobot jenis pertalite
Bobot pertalite = bobot
pertalite pada piknometer - piknometer kosong
= 22,5268 gram -
15,0826 gram
= 7,4442 gram
Bobot jenis pertalite =
bobot pertalite / volume
= 7,4442
gram / 10 ml
= 0,74442
gram/ml
5.4.3 Rapat jenis
1. Air = ρ air / ρ air
suling
= (0,9968 / 0,9968) gr/ml
= 1
2. Solar = ρ solar / ρ
air
= (0,8338 / 0,9968) gr/ml
= 0,836
3. Pertamax = ρ pertamax
/ ρ air
= (0,75013 / 0,9968) gr/ml
= 0,7525
4. Bensin = ρ bensin / ρ
air
= (0,73471 / 0,9968) gr/ml
= 0,7371
5. Pertalite = ρ pertalite
/ ρ air
= (0,74442 / 0,9968) gr/ml
= 0,7468
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
dilakukan penentuan specific gravity minyak bumi menggunakan alat piknometer.
Fungsi pengukuran specific gravity adalah untuk membandingkan rapat jenis dari
sampel yang diuji dengan rapat jenis dari air suling pada volume yang sama.
Jika rapat jenis sampel lebih kecil dari rapat jenis air, maka kualitas dari
minyak bumi tersebut semakin bagus karena merupakan minyak ringan yang lebih
banyak mengandung bensin.
Piknometer biasanya
terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10 ml - 50 ml.
Untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan
air suling kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan
piknometer. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari pembersihan,
karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang
dibersihkan, sehingga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer dan nilai
bobot jenis sampel.
Piknometer kemudian
dikeringkan dalam oven dengan suhu 100°C selama 30 menit untuk mengembalikan
piknometer pada bobot sesungguhnya. Lalu didinginkan pada suhu kamar.
Piknometer ditimbang bobotnya pada neraca digital secara triplo. Piknometer
kosong tersebut lalu dimasukkan dalam gelas ukur berisi es/air dingin hingga
suhunya mencapai 25°C. Sebab pada suhu 25°C (suhu kamar) adalah suhu dimana
biasanya senyawa stabil. Setelah ditimbang serta dicatat secara triplo,
dikeluarkan air yang ada didalam piknometer lalu dibilas dengan alkohol dan
dikeringkan.
Piknometer lalu diisikan
dengan sampel mulai dari air suling sebagai pembanding nantinya dengan sampel
lain (bensin, pertalite, pertamax dan solar) dengan volume sesuai piknometer
secara triplo dengan prosedur yang sama. Bobot jenis masing-masing sampel
termasuk air suling kemudian dihitung dengan cara menghitung selisih dari
penimbangan piknometer berisi sampel dengan piknometer kosong. Nilai rapat
jenis didapat dari perbandingan antara bobot jenis sampel dengan bobot jenis
air suling.
Setelah melakukan
percobaan ini, didapati bahwa bobot jenis untuk air suling adalah 0,9968 gr/ml,
bobot jenis untuk bensin adalah 0,73471 gr/ml, bobot jenis untuk pertamax
adalah 0,75013 gr/ml, bobot jenis untuk pertalite adalah 0,74442 gr/ml dan
bobot jenis untuk solar adalah 0,83388 gr/ml. Secara literatur, bobot jenis
untuk air suling adalah 0,997 gr/ml, bobot jenis untuk bensin adalah 0,710 -
0,770 gr/ml, bobot jenis untuk pertamax adalah 0,715 - 0,770 gr/ml, bobot jenis
untuk pertalite adalah 0,715 - 0,770 gr/ml dan bobot jenis untuk solar adalah
0,820 - 0,850 gr/ml. Nilai bobot jenis dari masing-masing sampel yang diuji
mendekati standar bobot jenisnya. Untuk penentuan rapat jenis diperoleh
hasilnya yaitu untuk air suling adalah 1, untuk bensin adalah 0,7371, untuk
pertamax adalah 0,7525, untuk pertalite adalah 0,7427 dan untuk solar adalah
0,8338. Dari hasil diatas, bensin mempunyai kualitas yang paling bagus
dibandingkan sampel minyak bumi yang lain.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan
dapat disimpulkan bobot jenis dan rapat jenis dari sampel air suling, bensin,
pertamax, pertalite dan solar adalah sebagai berikut:
No
|
Nama Sampel
|
Standar BJ (gr/ml)
|
Bobot jenis (gr/ml)
|
Rapat jenis
|
1
|
Air suling
|
0,997
|
0,9968
|
1
|
2
|
Bensin
|
0,710 - 0,770
|
0,73471
|
0,7371
|
3
|
Pertamax
|
0,715 - 0,770
|
0,75013
|
0,7525
|
4
|
Pertalite
|
0,715 - 0,770
|
0,74442
|
0,7426
|
5
|
Solar
|
0,820 - 0,850
|
0,83388
|
0,8338
|
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Ansel H.C, 1989, "Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi"
Terjemahan Faridah Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta, hal 625.
Juniarti.N, 2009, "Laporan Praktikum Penetapan Bobot Jenis dan
Rapat Jenis", Makassar : Universitas Hasanuddin.
Mustafa dan Sahraeni.S,
2015, "Modul Ajar Praktikum Analisis
Minyak Bumi", Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda.
No comments:
Post a Comment