Penentuan Kadar Formalin Dalam Sampel Air
BAB I
Tujuan
-
Dapat
menentukan kadar formaldehida dalam sampel air
BAB II
Dasar Teori
Pengertian formalin
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40 %.
Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi (http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalin-boraks/)
Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.
(http://wahyu-ramadhan.blogspot.com/2008/11/identifikasi-formalin-pada-produk_04.html).
1.2 Kegunaan formalin
Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas, digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk makanan.
Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40 %.
Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi (http://oliveoile.wordpress.com/2008/01/07/formalin-boraks/)
Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.
(http://wahyu-ramadhan.blogspot.com/2008/11/identifikasi-formalin-pada-produk_04.html).
1.2 Kegunaan formalin
Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas, digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk makanan.
Bahaya formalin
Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam.
Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker
Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam.
Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan
a. Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
c. Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
d. Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
a. Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
c. Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
d. Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
BAB III
Alat dan Bahan
Alat:
a.
Erlenmeyer
250 ml 2 buah
b.
Labu
ukur 100 ml
c.
Buret
d.
Pipet
volume 25 ml
e.
Pipet
ukur 5 ml
f.
Gelas
Kimia 100 ml 2 buah
g.
Bulp
h.
Statif
dan Klem
Bahan:
a.
Larutan
Formalin
b.
Aquades
c.
Larutan
Iod
d.
Larutan
NaOH 0,1 N
e.
Larutan
HCl 4N
f.
Larutan
Natrium Thiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
g.
Larutan
Kanji (PP)
BAB IV
Prosedur Kerja
1.
Ditimbang
1 gr iodin padat di gelas kimia, larutkan dengan 100 ml aquades,
2.
Dipipet
5 ml larutan formalin ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian bilas kembali dengan
aquades dan diencerkan hingga tanda batas,
3.
Dipipet
10 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml ditambahkan larutan iodin 0,1 N dan 1,5 ml
larutan NaOH 0,1 N,
4.
Didiamkan
selama 15 menit lalu ditambahkan 3ml larutan HCl 4 N,
5.
Diberikan
3 tetes larutan kanji (PP),
6.
Dititrasi
kelebihan larutan iodin dengan larutan natrium thiosulfat 0,1 N, dilakukan
percobaan secara duplo.
BAB V
Perhitungan
g = N/2 X BM X
Volume(liter)
1.
gram N = 0,1 N/2
X 248,2 X 0,1
= 1, 241 gram
2.
gr I2 = 0,1 N/2 X 252 X 100 ml
= 1260 gram
3.
M = gr/Mr x 100/V
=1260/252 X 100/50
=100 M
4.
nTio = N/2
= 0,406/2
=0,203 ml
5.
nI2 =1/2 x n Tio
= ½ x 0,203
=0,1015 mmol
6.
m I2 = n I2/V I2
= 0,1015/5ml
=0,0203 M
7.
n Tio
(analit) = n Tio x V Tio /2
=
0,203 ml x 500 ml/2
= 50,75 mmol
8.
n I2(analit) = n Tio/2
=50,75/2
=23,375 mmol
9.
Selisih
= n I2 (standar) – n I2 (analit)]
= 31-24 = 7 mmol
10.
n = 7
mmol
BAB VI
Pembahasan
Pada percobaan
kali ini adalah untuk mengidentifikasi formalin dari suatu sampel, yakni sampel
air. Pertama-tama ditimbang 1 gr iodin pada gelas kimia lalu didihkan dengan
100ml aquades kemudian di pipet 5 ml larutan formalin ke dalam labu ukur,
encerkan hingga tanda batas. Lalu dipipet 10 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml
ditambah 25 ml larutan iodin 0,1 N dan 1,5 ml larutan NaOH 0,1 N dan setelah
didiamkan 15 menit ditambahkan 3 ml larutan HCl 4 N.
Setelah itu
ditirasi dengan larutan natrium thiosulfat 0,1 N ditambahkan 3 tetes larutan
kanji sebagai indikator. Tujuan dari penambahan larutan ini adalah untuk
mengendapkan katalisator sehingga tidak mengganggu reaksi kimia selanjutnya
BAB VII
Kesimpulan dan
Saran
Kesimpulan:
Setelah larutan
formalin tersebut dititrasi selanjutnya dapat dihitung kadar formalin yang
terdapat dalam sampel air, yaitu didapat kadarnya sebesar 7 mmol
Saran:
Pada proses
penentuan awal dan pemilihan bahan yang akan diujikan sebaiknya diberikan
informasinya secara jelas sehingga tidak menimbulkan salah persepsi mengenai
jenis sampel yang digunakan. Selain itu perlu dilakukan juga pemberian formalin
oleh praktikan sendiri, sehingga dapat mengetahui bahan pangan mana yang banyak
atau tidak menyerap formakin secara menyeluruh.
BAB VIII
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment