PENENTUAN
KADAR ASAM ASETAT DALAM VITAMIN ORANGE
BAB I
Tujuan:
-
Menentukan kadar asam asetat yang
terdapat dalam vitamin C yang beredar di pasaran
BAB II
Dasar Teori
Asam asetat, asam etanoat atau asam
cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma pada makanan. Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH,
asam asetat murni (asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7°C. Larutan CH3COOH dalam air merupakan
asam lemah, artinya hanya terdisosiasi menurut reaksi:
CH3COOH
H+ + CH3COO-
Asam asetat merupakan pereaksi kimia
dan bahan baku industry yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer seperti polietilenaterftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industry makanan asam asetat
digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga
sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam
asetat mencapai 6,5 juta ton/tahun. 1,5 juta ton/tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industry petrokimia maupun dari sumber
hayati.Penentuan kadar cuka pada makanan dapat ditentukan dengan menggunakan
metode titrasi netralisasi dengan menggunakan indicator fenolftalein (PP). Zat
yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titran” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan didalam
“buret” . Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.Titrasi asam basa merupakan
analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas larutan asam atau basa. Zat
yang akan ditentukan molaritasnya
dititrasi oleh larutan yang
molaritasnya diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat dan disertai penambahan indikator. Fungsi indikator di sini
untuk mengetahui titik akhir titrasi. Jika indikator yang digunakan tepat, maka
indikator tersebut akan berubah warnanya pada titik akhir titrasi.Titrasi asam
basa merupakan metode penentuan molaritas asam dengan zat penitrasi larutan
basa atau penentuan molaritas larutan basa dengan zat penitrasi larutan asam.
Titik akhir titrasi atau “titik ekuivalen” (pada saat indikator berubah warna)
diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan
asam tepat bereaksi dengan larutan basa.
Pemilihan indikator yang tepat
merupakan syarat utama saat titrasi.Jika indikator yang digunakan berubah warna
pada saat titik ekiuvalen,maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik
ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna indikator terletak pada pH di mana
zat penitrasi sedikit berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik
ekuivalen.Indikator yang lebih dianjurkan yaitu fenolftalein (PP) karena
memberikan perubahan warna yang lebih jelas yaitu warna merah muda dari yang
tidak berwarna (trayek pH=8,2-10,0).
Pada saat titik ekuivalen proses
titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut.Dengan menggunakan data volume titrasi, volume dan
konsentrasi titer maka dapat menghitung kadar titrasi.
BAB III
Alat dan Bahan
Alat:
1.
Erlenmeyer 3 buah 250 ml
2.
Buret 1 buah 50 ml
3.
Statif dan Klem
4.
Bola Penghisap
5.
Gelas Kimia 2 buah 250 ml
6.
Pipet Gondok 1 buah 10 ml
7.
Gelas Kimia 50 ml 1 buah
8.
Corong 1 buah
Bahan:
1.
Vitamin orange (sample) 30 ml
2.
Larutan NaOH 0,1 N 50 ml
3.
Indikator PP 3-4 tetes
4.
Aquadest
BAB IV
Prosedur Kerja
1.
Diambil 10 ml larutan vitamin orange di pipet kedalam
gelas ukur, masukkan air hingga tanda batas homogenkan.
2. Disiapkan buret lalu isi dengan 50 ml NaOH 0,1 N
3.
Dimasukkan 10 ml larutan vitamin orange ke
dalam Erlenmeyer dengan menggunakan bola hisap,
4.
Kemudian teteskan Indikator PP
sebanyak 3-4 tetes,
5. Erlenmeyer yang berisi larutan vitamin orange dititrasi dengan larutan NaOH, dihentikan saat terjadi
perubahan warna menjadi jingga,
6. Dicatat volume NaOH 0,1 N
yang digunakan dalam proses titrasi,
7. Diulangi proses titrasi sebanyak tiga kali mencari rata-rata
jumlah NaOH yang digunakan,
8. Dihitung kadar asam asetat yang terdapat dalam vitamin orange yang telah digunakan.
BAB V
Perhitungan
Rumus: V1 X N1 = V2 X N2
V1 = volume titrasi (ml)
N1 = normalitas titrasi
V2 = volume sampel (ml)
N2 = normalitas sampel
Tabel Pengamatan:
No
|
Titrasi ke
|
Volume Sampel
|
1
|
1
|
8,3 ml
|
2
|
2
|
8,9
ml
|
3
|
3
|
8,6 ml
|
V2 didapat dari rata-rata tabel
pengamatan:
V2 = 8,6 ml
ð
V1 X N1 = V2 X N2
ð
10 X N1 = 8,6X
0,1
ð
N1 = 0,86 : 10
ð
N1 = 0,86
X 3 tetes
ð
N1 = 0,258 N
%CH3COOH = N1 X Mr NaOH x 100% /1000 X 0.1
= 0,258 X 40 / 1000 X
0,1 X 100%
= 0,01 X 100%
= 1%
Jadi, kadar
asam asetat yang terdapat dalam C 1000 adalah 1%
BAB
VI
Pembahasan
Pada
percobaan yaitu mengenai penentuan kadar asam asetat
dengan
menitrasinya menggunakan larutan NaOH. Pertama-tama diambil sebanyak 10 ml larutan vitamin orange dan dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml
kemudian diambil sebanyak 10 ml yang kemudian dimasukkkan ke dalam Erlenmeyer
dan ditambahkan 3
tetes indikator PP.
Setelah
itu dimasukkan larutan NaOH sebanyak 50 ml ke dalam buret. Kemudian NaOH yang
berada di dalam buret ditetesi sedikit demi sedikit ke dalam erlenmeyer yang
berisi larutan vitamin orange, dan terjadi perubahan warna menjadi jingga karena titik akhir titrasinya telah tercapai .
Adapun
yang diamati dalam percobaan kali ini adalah volume larutan NaOH yang digunakan
dalam proses titrasi larutan vitamin orange dimana volume larutan
yang digunakan untuk menghitung kadar larutan asam cuka. Pada percobaan ini
dilakukan tiga kali proses titrasi dan titrasi merupakan proses penentuan
konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya (larutan standar).
BAB
VII
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan:
Kesimpulan
yang dapat diambil setelah melakukan percobaan ini adalah sbb:
1.
Standarisasi
larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi dari larutan standar
2.
Pada
penentuan konsentrasi NaOH didapatkan normalitas NaOH sebesar 0,1 N, sedangkan
pada penentuan konsentrasi asam asetat didapat normalitas asam asetat sebesar
0,258
N dan kadar asam asetat yang terdapat dalam C 1000 adalah 1%
3.
Perbedaaan
hasil titrasi disebabkan oleh:
a. Perubahan skala buret
yang tidak konstan
b. Dalam produksi cuka
tidak sesuai dengan label yang disiratkan pada label
c. Kurangnya ketelitian
dalam memperhatikan perubahan warna indicator.
Saran:
Demikian
laporan ini saya susun, dan dalam laporan ini saya merasa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang dapat membangun perbaikan
laporan ini dan sedikit banyaknya saya ucapkan terima kasih.
BAB VIII
Daftar Pustaka
-
A.L
Keimpalnen.2002.DefarminingAscorbicAcidinVitaminCTablet
-
FiniandaraUniversity:wadsworfgroupAnalysusofVitaminC
No comments:
Post a Comment