Total Pageviews

Monday, December 8, 2014

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM VITAMIN ORANGE




PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM VITAMIN ORANGE

BAB I
Tujuan:
          -          Menentukan kadar asam asetat yang terdapat dalam vitamin C yang beredar di pasaran

BAB II
Dasar Teori
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma pada makanan. Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni (asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya terdisosiasi menurut reaksi:

CH3COOH                        H+ + CH3COO-

Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industry yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilenaterftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industry makanan asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton/tahun. 1,5 juta ton/tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industry petrokimia maupun dari sumber hayati.Penentuan kadar cuka pada makanan dapat ditentukan dengan menggunakan metode titrasi netralisasi dengan menggunakan indicator fenolftalein (PP). Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai  “titran” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai  “titer” dan biasanya diletakkan didalam “buret” . Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.Titrasi asam basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas larutan asam atau basa. Zat yang akan ditentukan molaritasnya

dititrasi oleh larutan yang molaritasnya diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat  dan disertai penambahan indikator. Fungsi indikator di sini untuk mengetahui titik akhir titrasi. Jika indikator yang digunakan tepat, maka indikator tersebut akan berubah warnanya pada titik akhir titrasi.Titrasi asam basa merupakan metode penentuan molaritas asam dengan zat penitrasi larutan basa atau penentuan molaritas larutan basa dengan zat penitrasi larutan asam. Titik akhir titrasi atau “titik ekuivalen” (pada saat indikator berubah warna) diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa.

Pemilihan indikator yang tepat merupakan syarat utama saat titrasi.Jika indikator yang digunakan berubah warna pada saat titik ekiuvalen,maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna indikator terletak pada pH di mana zat penitrasi sedikit berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen.Indikator yang lebih dianjurkan yaitu fenolftalein (PP) karena memberikan perubahan warna yang lebih jelas yaitu warna merah muda dari yang tidak berwarna (trayek pH=8,2-10,0).
Pada saat titik ekuivalen proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut.Dengan menggunakan data volume titrasi, volume dan konsentrasi titer maka dapat menghitung kadar titrasi.

BAB III
Alat dan Bahan
Alat:
1.      Erlenmeyer 3 buah 250 ml
2.      Buret 1 buah 50 ml
3.      Statif dan Klem
4.      Bola Penghisap
5.      Gelas Kimia 2 buah 250 ml
6.      Pipet Gondok 1 buah 10 ml
7.      Gelas Kimia 50 ml 1 buah
8.      Corong 1 buah
Bahan:
1.      Vitamin orange (sample) 30 ml
2.      Larutan NaOH 0,1 N 50 ml
3.      Indikator PP 3-4 tetes
4.      Aquadest

BAB IV
Prosedur Kerja
1.      Diambil 10 ml larutan vitamin orange di pipet kedalam gelas ukur, masukkan air hingga tanda batas homogenkan.
2.     Disiapkan buret lalu isi dengan 50 ml NaOH 0,1 N
3.     Dimasukkan 10 ml larutan vitamin orange ke dalam Erlenmeyer dengan menggunakan bola hisap,
4.    Kemudian teteskan Indikator PP sebanyak 3-4 tetes,
5.      Erlenmeyer yang berisi larutan vitamin orange dititrasi dengan larutan NaOH, dihentikan saat terjadi perubahan warna menjadi jingga,
6.      Dicatat volume NaOH 0,1 N  yang digunakan dalam proses titrasi,
7.      Diulangi proses titrasi sebanyak tiga kali mencari rata-rata jumlah NaOH yang digunakan,
8.      Dihitung kadar asam asetat yang terdapat dalam vitamin orange yang telah digunakan.

BAB V
Perhitungan
Rumus: V1 X N1 = V2 X N2
V1 = volume titrasi (ml)
N1 = normalitas titrasi
V2 = volume sampel (ml)
N2 = normalitas sampel

Tabel Pengamatan:
No
Titrasi ke
Volume Sampel
1
1
8,3 ml
2
2
8,9 ml
3
3
8,6 ml




V2 didapat dari rata-rata tabel pengamatan:
V2 = 8,6 ml 

ð  V1 X N1 = V2 X N2
ð  10 X N1 = 8,6X 0,1
ð  N1 = 0,86 : 10
ð  N1 = 0,86 X 3 tetes
ð  N1 = 0,258 N

%CH3COOH = N1 X Mr NaOH x 100% /1000 X 0.1
                        = 0,258 X 40 / 1000 X 0,1 X 100%
                        = 0,01 X 100%
                        = 1%
Jadi, kadar asam asetat yang terdapat dalam C 1000 adalah 1%

BAB VI
Pembahasan
Pada percobaan yaitu mengenai penentuan kadar asam asetat dengan menitrasinya menggunakan larutan NaOH. Pertama-tama diambil sebanyak 10 ml larutan vitamin orange dan dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml kemudian diambil sebanyak 10 ml yang kemudian dimasukkkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator PP.
Setelah itu dimasukkan larutan NaOH sebanyak 50 ml ke dalam buret. Kemudian NaOH yang berada di dalam buret ditetesi sedikit demi sedikit ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan vitamin orange, dan terjadi perubahan warna menjadi jingga karena titik akhir titrasinya telah tercapai .
Adapun yang diamati dalam percobaan kali ini adalah volume larutan NaOH yang digunakan dalam proses titrasi larutan vitamin orange dimana volume larutan yang digunakan untuk menghitung kadar larutan asam cuka. Pada percobaan ini dilakukan tiga kali proses titrasi dan titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (larutan standar).

BAB VII
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan percobaan ini adalah sbb:
1.      Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi dari larutan standar
2.      Pada penentuan konsentrasi NaOH didapatkan normalitas NaOH sebesar 0,1 N, sedangkan pada penentuan konsentrasi asam asetat didapat normalitas asam asetat sebesar 0,258 N dan kadar asam asetat yang terdapat dalam C 1000 adalah 1%
3.      Perbedaaan hasil titrasi disebabkan oleh:
a.      Perubahan skala buret yang tidak konstan
b.      Dalam produksi cuka tidak sesuai dengan label yang disiratkan pada label
c.       Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indicator.

Saran:
Demikian laporan ini saya susun, dan dalam laporan ini saya merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang dapat membangun perbaikan laporan ini dan sedikit banyaknya saya ucapkan terima kasih.

BAB VIII
Daftar Pustaka
-          A.L Keimpalnen.2002.DefarminingAscorbicAcidinVitaminCTablet
-          FiniandaraUniversity:wadsworfgroupAnalysusofVitaminC




No comments: